Selasa 03 Apr 2018 16:55 WIB

Jokowi: Masukan dari Ulama Itu Masalah Rakyat

Salah satu masukan yang disampaikan terkait dengan kekerasan pada anak.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi  foto bersama dengan sejumlah ulama dari Jawa Barat, Selasa (3/4).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi foto bersama dengan sejumlah ulama dari Jawa Barat, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Jokowi tak bosan untuk bertemu dengan sejumlah alim ulama dari setiap provinsi. Kali ini, giliran ulama se-Jawa Barat yang dipersilakan berkunjung ke Istana Negara.

Jokowi mengatakan, pertemuan yang dilakukan dengan pihak mana pun termasuk alim ulama merupakan hal yang biasa dia lakukan. Siapapun yang ingin bertemu dan memberikan masukan untuk pemerintah pasti akan diakomodir.

"Kalau beliau beliau (alim ulama) memang ingin memberikan masukan-masukan dan ingin memberikan 'input input' bagi kebaikan provinsi dan kebaikan daerah, maupun kebaikan negara ini, ya kita terima di istana," ujar Jokowi, Selasa (3/4).

Jokowi menuturkan, selama ini, dia bertemu dan berbincang dengan alim ulama dari berbagai daerah banyak hal yang menjadi masukan penting bagi pemerintah. Sebab masukan yang disampaikan biasanya berkaitan dengan persoalan rakyat, persoalan umat yang memang ada di bawah.

 

Masukan tersebut juga didapat ulama karena mereka lebih banyak bertemu dan bertegur sama sambil mendengar keluhan masyarakat kecil. "Jadi kita ini menampung, kemudian membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada," ujarnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rachmat Syafei mengatakan, salah satu masukan yang telah disampaikan kepada Presiden Jokowi adalah terkait dengan kekerasan pada anak. Peraturan mengenai kebijakan ini telah dibuat oleh pemerintah pusat tapi tidak bisa diterapkan secara menyeluruh di daerah.

 

MUI Jawa Barat pun berharap, agar peraturan tersebut bisa ditegakan hingga ke tingkat bawah sehingga kekerasan pada anak bisa diminimalisir. "Jadi kami bukan menjelek-jelekan, kondisi dan keadaannya seperti itu," ujarnya.

Di sisi lain, para alim ulama pun mulai melihat bahwa penyebaran berita-berita palsu sangat menganggu dan membahayakan kerukunan di masyarakat. Untuk itu para ulama akan ikut serta dengan pemerintah dalam membasmi penyebaran berita palsu tersebut.

Ketika ditanya mengenai perbincangan politik menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Rachmat menuturkan, bahwa tidak ada hal yang dibahas terkait pemilihan umum. Alim ulama lebih banyak mendoakan Jokowi agar bisa melaksanakan tugas negara dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement