Selasa 27 Mar 2018 21:35 WIB

Dari Pondok, Muslim Thailand Geliatkan Syiar Islam

Masjid menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan di Thailand.

Masjid Ton Son, Bangkok, Thailand
Foto: http://halallivingthailand.com
Masjid Ton Son, Bangkok, Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan di Thailand, di samping melalui pusat-pusat pendidikan agama--lazim disebut pondok. Di sekolah agama, bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu dan Arab. Para pemimpin pondok biasanya menaruh perhatian yang besar pada masalah shalat dan hukum-hukumnya serta membaca dan menghafal Alquran.

Masjid Pintu Gerbang--biasa juga disebut Masjid Kerisek--menjadi lambang Islam di negeri ini. Berada di gerbang Istana Negara, masjid ini memiliki lebar 15,10 meter, panjang 29,60 meter, dan tinggi 6,5 meter. Masjid Pintu Gerbang menjadi penghulu masjid-masjid lainnya di Thailand Selatan.

Pada 1935, masjid Pintu Gerbang diangkat menjadi situs negara dan dilarang untuk dijadikan sebagai tempat ibadah. Keputusan itu tidak diterima oleh umat Islam. Setelah berbagai upaya dilakukan, termasuk dengan berdemonstrasi menuntut agar masjid lambang umat Islam itu diizinkan untuk dijadikan tempat ibadah kembali, akhirnya pemerintah memutuskan bahwa masjid tersebut tetap menjadi situs negara, tapi boleh dijadikan sebagai tempat ibadah.

Masjid lain yang menjadi syiar Islam di Thailand adalah Masjid Shalahudin al Ayubi dan Masjid Kulusei. Masjid Shalahudin al Ayubi terletak di Nahofi. Arsitektur bangunannya memiliki kesamaan dengan masjid Madinah dengan dihiasi menara setinggi kira-kira 25 meter. Nama Shalahudin al Ayubi diambil untuk mengenang kemenangan beliau sebagai panglima Islam dalam Perang Salib pada abad

ke-12 M.

Dalam sejarahnya, Muslim di Thailand sudah mendiami tanah negeri itu sejak abad ke-17 setelah kedatangan Sheikh Ahmad Qomi, seorang pedagang dari Iran pada 1602. Sheikh Ahmad Qomi lahir di kota Qom, Iran, tahun 1543 Masehi dan pada tahun 1605, hijrah ke negeri Siam. Ia menikah dengan seorang perempuan keluarga kerajaan dan dianugerahi dua anak laki-laki serta seorang anak perempuan. Seiring dengan perjalanan waktu, Muslim pun berkembang, terutama di wilayah selatan negeri ini.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement