REPUBLIKA.CO.ID, BELLEVUE -- Untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun, api telah membakar Pusat Islam (Islamic Center) di Bellevue, kota di wilayah timur di Washington, Amerika Serikat. Kebakaran yang menimpa Pusat Islam yang terletak di blok 14700 di Main Street itu terjadi pada Rabu (21/3) tepat sebelum pukul 4.30 sore waktu setempat.
Departemen Kebakaran Bellevue mengatakan, bangunan itu kosong. Namun, belum ada kabar terkait bagaimana awal mula terjadinya kebakaran. Saat ini, investigasi untuk menentukan penyebab kebakaran tengah dilakukan.
Tidak ada yang terluka dalam insiden itu. Namun, kebakaran telah merusak masjid kayu dengan dua lantai yang terletak di lingkungan Danau Hills tersebut.
Api telah menelan sebagian besar masjid, ketika petugas pemadam pertama kali tiba. Mereka lantas memadamkan kobaran api dan kemudian mengamankan gedung, sehingga bisa masuk ke dalamnya dengan aman.
Sekitar 30 menit kemudian, anggota Departemen Kebakaran Bellevue Brian Gomez melaporkan, kobaran api di bawah ken dali. Polisi kemudian mengamankan area tersebut."Api membakar bagian signifikan dari bagian belakang gedung," kata Gomez, dilansir Seattletimes, Jumat (23/3).
Di luar itu, kombinasi api, asap dan kerusakan air dalam kebakaran tahun lalu telah menghancurkan bagian dalam bangunan. Omer Lone, seorang dewan senior di pusat tersebut, mengatakan, ia tengah rapat kerja pada saat dia menerima pesan bahwa Pusat Islam tersebut kembali terbakar. Ia mengaku, terkejut dan tidak tahu harus bereaksi bagaimana. AKhirnya, ia menunda pertemuan tersebut.
"Saya melihat orang-orang, komunitas pergi. 'Tunggu, apakah itu akan terjadi lagi?' Ada ketakutan yang melesat melalui bagian belakang. Sekarang sepertinya bagian depan juga hilang," kata Lone.
Lone merasa yakin kebakaran itu sengaja dibuat. Menurutnya, bangunan itu kosong, dipagari dan tidak memiliki listrik atu gas alam. Ia mengatakan, seseorang telah menyebabkan kebakaran itu terjadi.
Pada Januari 2017 lalu, kebakaran juga terjadi di Pusat Islam tersebut. Pada September lalu, seorang pria tunawisma mengaku, bersalah karena menyalakan api yang menjadi penyebab kebakaran di sana. Kebakaran terbaru ini membawa kembali kenangan buruk bagi masyarakat yang kerap mendatangi layanan di pusat itu.
Anggota masjid telah bekerja dengan kota Bellevue untuk mendapatkan izin untuk menghancurkan bangunan yang diasuransikan tersebut. Pusat Islam itu sendiri telah memulai pembangunan di Pusat baru, yang diperkirakan akan menelan biaya sebesar 1,5 hingga 2 juta dollar. Lone mengatakan, mereka memiliki tujuan untuk membuka kembali Pusat Islam pada Mei 2019.
"Idenya adalah selalu membangun gedung baru. Pertanyaan di benak orang-orang adalah, 'Jika kita membangun, apakah ini (api) sesuatu yang akan kita lihat lagi?," kata Lone dari pusat yang melayani sekitar 100 keluarga, yang sebagian besar tinggal dalam jarak dengan jalan kaki.
Setelah kebakaran tahun lalu, Pusat Islam pindah ke ruang yang disewa di sebuah taman bisnis di Northeast 21st Street, beberapa mil di utara dari masjid yang telah terbakar habis. Menurut Lone, bangunan sewa itu tidak memenuhi semua kebutuhan mereka. Namun, itu adalah satu-satunya pilihan. Menurutnya, ruang yang disewa itu lebih sulit dijangkau bagi sebagian orang. Terutama, ketika mereka harus pergi melaksanakan shalat lima kali dalam sehari.
Salah satu anggota dewan di Pusat Islam tersebut, Muneer Mohammad, mengatakan, bahwa kini ada banyak kegelisahan di dalamnya, karena kebakaran itu terjadi dua kali. Sementara Husain Ashafi menyaksikan dari jalanan saat para kru berjuang melawan api. Ia merasa kecewa dengan apa yang dilihatnya. "Setiap tempat ibadah untuk Muslim, Kristen, dan Yahudi harusnya aman," kata Ashafi.