Jumat 23 Mar 2018 10:02 WIB

Alquran dan Hadis Menjadi Filter dari Sikap Beragama Ekstrem

MHQH memberi dampak sosial dan sentuhan syiar dakwah pada masyarakat Indonesia.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada acara penyerahan hadiah kepada para pemenang MHQH 2018  (Foto: Kemenag.go.id)
Foto: foto: kemenag.go.id
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada acara penyerahan hadiah kepada para pemenang MHQH 2018 (Foto: Kemenag.go.id)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tantangan kehidupan beragama saat ini adalah membentengi generasi muda Muslim dengan penanaman akidah yang kokoh dan praktik beragama yang benar. Salah satunya dengan memberikan pemahaman terhadap Alquran dan hadis.

Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, hal itu penting dalam rangka menjaga generasi Muslim dari praktik keagamaan menyimpang dan/atau sikap beragama yang ekstrem. “Pemahaman yang utuh dan benar terhadap Alquran dan hadis sebagai sumber pokok ajaran Islam harus dapat menjadi filter bagi generasi muda Muslim agar terhindar dari pengaruh aliran yang menyimpang dan sikap beragama yang sempit dan keras,” kata dia pada ramah-tamah sekaligus penutupan Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis Pangeran Sulthan Bin Abdul Aziz Alu Su’ud Tingkat ASEAN dan Pasifik ke-10 di Jakarta, Kamis (22/3).

MHQH, kata Lukman, menjadi salah satu wahana yang dapat menggugah dan membangkitkan motivasi generasi Muslim untuk menghafal dan mempelajari Alquran dan hadis. “Kita wajib bersyukur ke hadirat Allah SWT dengan adanya event keagamaan seperti musabaqah ini,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia 10 Kali Jadi Tuan Rumah MHQH ASEAN-Pasifik

Menag menilai, MHQH sangat bermanfaat dalam rangka memelihara kecintaan dan kesadaran umat Islam untuk mendalami esensi, makna, dan hikmah yang terkandung dalam Alquran dan hadis sebagai sumber etika dan petunjuk jalan yang lurus. Dia berharap MHQH juga memberi dampak sosial dan sentuhan syiar dakwah yang berkesan kepada masyarakat Indonesia.

MHQH tingkat ASEAN dan Pasifik berlangsung dari 20–23 Maret 2018 di Istiqlal. Event internasional ini diikuti 84 orang, terdiri atas 70 peserta hafalan Alquran, 14 peserta hafalan Hadits, serta 11 ofisial dari 14 negara di kawasan Asian dan Pasifik. Mereka juga bersilaturahim dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Selain peserta, hadir Pangeran Khaled Bin Sulthan Bin Abdul Aziz Alu Su’ud, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Syekh Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement