REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Video ceramah Pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo, KH Hasan Abdullah Sahal pada Milad ke- 50 Pondok Pesantren Daar el-Qolam mendadak viral. Dalam video itu, Kiai Hasan menyoroti soal maraknya LGBT dan penjajahan. Namun, yang membuat video itu viral adalah candaan Kiai Hasan soal 'sepatu biru tidak bisa apa-apa, blue shoes can't'.
Dalam video yang diedit seorang warganet dengan akun @fuadbakh di Instragam, Kiai Hasan berpidato dengan berapi-api dalam acara Milad Ponpes Daar el-Qolam. Kiai kelahiran Gontor, 24 Mei 1947 itu mengingatkan para jamaahnya akan pesantren yang menjadi benteng NKRI dalam memerangi penjajahan.
"Pesantren berdiri berabad-abad untuk membentengi bangsa Indonesia, untuk membentengi umat Islam dari pengaruh-pengaruh kekafiran, dan dari pengaruh-pengaruh penjajah dan penjajahan. Maka, kalau ada kiai yang tidak antipenjajah dan penjajahan, itu kiai palsu. Kalau santri, ada santri tidak antipenjajahan, itu santri palsu. Kalau ada pesantren tidak antipenjajahan, itu pesantren palsu."
"Kita ini sedang dijajah Nak! Sedang dijajah, dan akan dijajah kembali, Subhanallah. Dengan caranya masing-masing oleh kaum lan tardho. Saya datang ke sini silaturahim, silatul a'mal, silatul aro, silatul informasi, bukan silatul sepatu biru gak bisa apa-apa, blue shoes can't."
Video kiai yang dikenal humoris itu kian istimewa lantaran diselipkan potongan-potongan gambar bergerak soal reklamasi pulau di teluk Jakarta, kehadiran artis-artis luar negeri, konser-konser musik, dan parade LGBT, serta perjuangan santri dan pesantren melawan penjajah. Video itu pun mendapat banyak tanggapan dari warganet. Bahkan dalam penelusuran Republika.co.id, sejumlah akun merepost video tersebut, baik di Instagram, Youtube, mau pun di Facebook.
Sebenarnya dalam video panjangnya, Kiai Hasan tidak hanya menyoroti soal penjajahan, tapi juga sejumlah permasalahan bangsa. Termasuk persoalan LGBT. Kiai karismatik itu pun menegaskan pondok pesantren tidak berpolitik, tapi mengajarkan yang halal dan haram. Ceramahnya pun menurut Kiai Hasan juga bukan soal politik, tapi pelajaran guru kepada murid-muridnya.