Ahad 11 Mar 2018 19:24 WIB

Al-Hikam Gelar Talkshow Kesehatan Reproduksi Perempuan

Banyak perempuan yang masih belum bisa membedakan antara haid dan istihadzoh.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Agus Yulianto
Wanita haid (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron/ca
Wanita haid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 9 Maret, Pesantren Al-Hikam Depok menggelar kajian Kemuslimahan. Dalam kesempatan tersebut tema yang diangkat Kesehatan Reproduksi Perempuan dalam Perspektif Medis dan Fiqih.

"Kita sadari bagaimana masyarakat terutama perempuan masih banyak yang awam seputar kesehatan reproduksi. Baik dari sisi medis dan Fiqih atau yang biasa berhubungan dengan ibadah," ujar Kepala Pesantren Mahasiswi Al-Hikam Depok Ustazah dr Syifa Salma, Kukusan, Beji, Depok, Ahad (11/3).

Menurut Syifa, menjaga kesehatan reproduksi perempuan sangat penting. Pasalnya, bila tidak dijaga dan diperhatikan banyak penyakit yang ditimbulkannya. Dirinya mencontohkan, banyak perempuan yang mengalami nyeri saat siklus menstruasi begitu mudah langsung mengkonsumsi obat. Padahal, dari sisi medis tidaklah seperti itu sikap yang harus diambil.

"Belum lagi, dari sisi Fiqih masih banyak perempuan yang masih belum bisa membedakan antara haid dan istihadzoh (darah penyakit-red). Penekanannya disini adalah penghitungannya, misalnya: untuk siklus haid dari 1-15 hari. Bila lebih dari itu maka masuk kategori istihadzoh. Sebab, ini kan berpengaruh kepada ibadah sehari-hari," ujar penghafal 30 juz yang juga seorang dokter umum ini.

Syifa mengungkapkan, perlunya masyarakat untuk terus mempelajari kesehatan reproduksi dari sisi medis dan fiqih. Pasalnya, akan memberikan manfaat yang besar dalam kesehatan dan ibadahnya. "Kita berharap dengan acara talkshow ini bisa menjadi stimulus untuk terus mempelajari ilmu seputar kesehatan reproduksi dalam sisi medis maupun fiqih," paparnya.

Penyelenggara kegiatan Siti Nur Faizah mengungkapkan, acara yang digelar Organisasi Mahasiswi Pesantren Al-Hikam (Oasis) dihadiri oleh 100 orang. Menurutnya, para peserta dari beragam profesi seperti akuntan, ibu rumah tangga, tokoh masyarakat, mahasiswi dari beragam Perguruan Tinggi dan lainnya sangat antusias. Pasalnya, kajian seperti itu sangat jarang dan sebagian anggapan masyarakat tabu dalam membahasnya.

Dalam kesempatan tersebut sebagai narasumber dr Dewi Retnowati, Sp.OG (Dokter Spesialis Kandungan RS. Graha Permata Ibu) dan Ustazah Zeina Assegaf, Lc. (Pengisi tetap majelis Zawiyah Arraudhah).

"Ini adalah bagian dari kepedulian Al-Hikam pada masyarakat agar lebih peduli pada kesehatan dan mendatangi Majlis untuk belajar Fiqih. Nantinya, kajian ini akan dilakukan setahun tiga kali dengan beragam tema kekinian," pungkas Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement