Ahad 11 Mar 2018 07:25 WIB

PDF Jadi Upaya Jawab Kelangkaan Ulama

Kader-kader ulama yang punya keilmuan tinggi mulai langka di tengah zaman milenial

Rep: Muhyiddin/ Red: Joko Sadewo
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr H Ahmad Zayadi MPd
Foto: Dok Santrinulis
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr H Ahmad Zayadi MPd

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama Indonesia yang mempunyai ilmu keagamaan tinggi satu per satu mulai berguguran. Sementara, kader-kader ulama sendiri sudah mulai langka di tengah zaman milenial ini. Karena itu, Pendidikan Diniyah Formal (PDF) diharapkan dapat menjawab langkahnya kader ulama di Indonesia.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Ahmad Zayadi menjelaskan bahwa PDF merupakan layanan satuan pendidikan yang relatif baru. Menurut dia, PDF merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas kelembagaan dunia pesantren dan juga sebagai  ikhtiar pengembangan disiplin ilmu-ilmu keagamaan Islam.

"Sehingga mandat untuk PDF adalah menghasilkan lulusan mutafaqqih fiddin (ahli ilmu agama Islam) guna menjawab langkanya kader ulama," ujar Zayadi kepada Republika.co.id, Ahad (11/3).

Keberadaannya PDF diamanatkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan yang merupakan implementasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun, implementasinya baru dimulai setelah Peraturan Menteri A gama (PMA) Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam ditetapkan.

 

"PDF adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pesantren secara terstruktur dan berjenjang pada jalur pendidikan formal, sebagai pengakuan terhadap lulusan pesantren," ucap Zayadi

Jenjang pada satuan PDF memiliki kesederajatan dan kewenangan yang sama dengan jenjang pendidikan formal lainnya. Jenjang pendidikan dasar ditempuh pada PDF Ula selama enam tahun, dan PDF Wustha selama tiga tahun. Jenjang pendidikan menengah ditempuh pada PDF Ulya selama tiga tahun.

Sementara itu, kurikulum yang dikembangkan oleh PDF terdiri atas pendidikan umum sekitar 30 persen dari seluruh beban pelajaran yang terdiri dari Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk PDF tingkat ulya ditambah dengan pelajaran Seni dan Budaya.

"Sedangkan pendidikan keagamaan Islam berbasis kitab kuning (kutub al-turats) setidaknya 70 persen dari seluruh beban pelajaran," kata Zayadi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement