Selasa 06 Mar 2018 13:23 WIB

Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Trilateral Ulama

saat ini Pemerintah Indonesia sedang melakukan komunikasi intensif dengan Pakistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sekjen MUI Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid (dari kiri) memberikan pernyataan usai melakukan pertemuan di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (3/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sekjen MUI Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid (dari kiri) memberikan pernyataan usai melakukan pertemuan di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Indonesia siap berkontribusi untuk membangun peace building dalam proses rekonsiliasi dan perdamaian di Afghanistan. Salah satunya yakni mempersiapkan pertemuan trilateral antara ulama Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia. 

Retno menjelaskan, pertemuan trilateral ini sudah didahului dengan pertemuan bilateral para ulama dan High Peace Council (HPC). Bahkan, ulama Afghanistan juga sudah dua kali berkujung dan bertemu dengan ulama Indonesia. Dengan demikian, saat ini Indonesia akan mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan trilateral ulama.

"Persiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan trilateral secara resmi sudah disampaikan wakil presiden pada saat Kabul Peace Proccess Conference, dimana wakil presiden menjadi tamu kehormatan dari konferensi tersebut," ujar Retno yang ditemui di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (6/3).

Retno menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia sedang melakukan komunikasi intensif dengan Pakistan untuk persiapan pertemuan trilateral ulama tersebut. Komunikasi ini untuk membahas wakil-wakil ulama Pakistan yang nantinya akan hadir dalam pertemuan trilateral ini.

"Pada tingkat pemerintah, komunikasi sudah terus dilakukan. Kita akan mengintensifkan komunikasi dengan pihak-pihak lain yang terkait," kata Retno.

Retno menjelaskan, Indonesia diminta oleh Afghanistan untuk membantu rekonsiliasi dan proses perdamaian di negara tersebut. Karena Indonesia dinilai sebagai negara yang netral dan tidak memiliki kepentingan langsung secara politik maupun ekonomi. 

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara muslim yang paling besar dan mempunyai rekam jejak yang bagus di bidang perdamaian. Retno mengatakan, semua elemen ini menjadikan Afghanistan meminta Indonesia untuk berkontribrusi mulai dari peace building maupun di bidang peace process.

Dalam kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla ke Afghanistan beberapa waktu lalu, Retno mengatakan, semua pihak menerima kontribusi Indonesia dalam proses rekonsiliasi dan perdamaian di Afghanistan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement