Senin 05 Mar 2018 16:13 WIB

Din Syamsuddin Sosialisasi Kerukunan Bangsa di 10 kota

Ada enam etika kerukunan antarumat beragama yang akan disosialisasikan.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah pemuka agama berkumpul di Kantor Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk bersilaturahim, Senin (5/3). Acara tersebut dihadiri Din Syamsuddin dan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany.
Foto: Republika/Novita Intan
Sejumlah pemuka agama berkumpul di Kantor Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk bersilaturahim, Senin (5/3). Acara tersebut dihadiri Din Syamsuddin dan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany.

REPUBLIKA.CO.ID,  TANGERANG SELATAN -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) telah menyelenggarakan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa se Tangerang Selatan di Kantor Wali Kota Tangerang Selatan. Musyawarah antaragama ini mengusung tema 'Rukun dan Bersatu Kita Maju'.

Din mengatakan, pihaknya akan melakukan kegiatan tersebut dalam bentuk sosialisasi terhadap pemuka agama di tingkat kabupaten/kota. Dalam rencananya, sosialisasi akan dilakukan di 10 kabupaten/kota Indonesia.

"Kami ingin berbagi pengetahuan dari tingkat nasional ke pemuka agama di tingkat daerah. Semisal kabupaten kota dengan mengajak tokoh tingkat kecamatan dan desa," ujarnya usai usai acara Sarasehan Kerukunan Pemuka Agama Se-Tangsel, Senin (5/3).

"Dalam arti, bukan hanya menjadi satu wawasan dari tokoh pemuka agama tingkat pusat, tetapi juga di daerah. Dalam rentan 2018 ini ada 10-12 kali," ujarnya.

Namun, Din belum bisa memberitahukan 10 kabupaten/kota mana saja yang akan dikunjunginya. Hanya saja, dia menjelaskan, ada beberapa kriteria kabupaten/kota yang akan dilaksanakan musyawarah pemuka agama.

"Ada tim saya sedang rancang kriteria daerah yang majemuk, kalau agama saja tidak cukup. Kriteria daerah ada potensi ketegangan konflik, lalu daerah itu bisa menjadi model pernah jadi konflik lalu bisa diatasi. Ada di Jawa, Kalimantan dan Sumatera," ucapnya.

Dia menyebut, Tangerang Selatan merupakan daerah perdana yang melakukan musyawarah pemuka agama di tingkat kabupaten/kota. Alasannya, kawasan ini dinilai sebagai kota pinggiran ibukota yang majemuk.

"Tangerang Selatan dipilih karena Tangsel, Bekasi, Depok termasuk Bogor merupakan kawasan pinggiran ibukota menjadi terkenal, dikenal baik buruknya. Lalu, kawasan ini mengalami urbanisasi kencang masyarakat juga majemuk, tidak kalah dengan ibukota Jakarta," ungkapnya.

Nantinya, kata Din, dalam melakukan musyawarah pemuka agama di tingkat kabupaten/kota, ada enam etika kerukunan antar umat beragama yang akan disosialisasikan. Pertama, setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa.Kedua, setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan sikap saling menghormati.

Ketiga, setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain mengembangkan dialog dan kerjasama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa. Keempat, setiap pemeluk agama tidak memandang agama orang lain dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mencampuri urusan internal agama lain.

Kelima, setiap Pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan perbedaan masing-masing agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin/akidah/keyakinan dan praktek peribadatan agama lain. Terakhir, setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antar umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama tidak mengganggu kerukunan antar umat beragama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement