REPUBLIKA.CO.ID, SAN BERNARDINO -- Di San Bernardino, salah satu kota termiskin di California, sekelompok dokter Muslim mengelola klinik medis yang memberikan layanan kesehatan bagi warga miskin di kota tersebut.
Klinik "Al-Shifa" didirikan pada tahun 2000. Al-Shifa adalah bahasa Arab untuk "menyembuhkan." Meskipun klinik ini dikelola oleh sekelompok dokter Muslim, sebagian pasiennya bukan umat Muslim.
"Kami Muslim dan kami ingin membantu masyarakat," kata Dr. Talat Khan, direktur klinik Al-Shifa. "Tidak harus masyarakat Muslim karena sebagian besar pasien yang kami layani adalah keturunan Hispanik dan orang-orang yang bukan beragama Islam. Kami ingin membantu mereka. Agama kami memerintahkan kami untuk mengurus mereka yang kurang mampu."
Sebagian besar dokter di Al-Shifa adalah warga AS keturunan yang datang ke Amerika sebagai pengungsi atau imigran dari Afghanistan, Pakistan, India dan negara-negara lainnya.
"Dokter dilatih untuk membantu semua orang tanpa peduli agama mereka apa atau bahasa yang mereka gunakan apa," kata Dr. Khwaja Ali Sidiqui, seorang dokter yang bekerja sukarela di klinik tersebut.
"Kalau Anda berobat ke dokter, Anda adalah pasiennya. Kami memeriksa pasien kami apapun agama mereka."
Klinik ini mempunyai 16 ruangan untuk memeriksa pasien dan tindakan medis yang diberikan termasuk pemeriksaan penyakit dalam, penyakit anak, kesehatan mental, syaraf, ginekologi dan kebidanan (ob-gyn), pencegahan penyakit dan gigi. Ada juga laboratorium dengan peralatan lengkap.
Dokter sukarela di klinik juga membantu dokter lulusan baru yang bekerja magang di klinik tersebut. Salah satu dokter yang baru lulus di klinik tersebut adalah Eman Musili, imigran yang baru tiba dari Suriah.
"Saya juga senang ngobrol dengan pasien karena banyak yang datang ke sini sangat membutuhkan bantuan karena hampir semuanya tidak punya asuransi," kata Musili. "Mereka punya banyak masalah dan mereka butuh bantuan. Jadi ini pengalaman yang bagus untuk seorang dokter."
Bagi pasien yang bergatung pada Al-Shifa, klinik ini sangat membantu dan mereka anggap sebagai mukjizat.
"Tempat ini luar biasa," kata seorang pasien Lynne Missi. "Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa melakukan ini, yang saya tahu semua dokter memberikan layanan ini dengan gratis. Mereka melakukan ini dengan sukarela. Mereka orang-orang yang baik. Saya sempat terpikir, 'Wow! Kenapa mereka mau melakukan itu?'"
Al-Shifa adalah klinik berbasis amal, jadi beberapa pasien takut mereka kehilangan layanan klinik ini jika dana klinik habis. Para dokter mengatakan, selama ada donor, mereka akan bisa menjalankan fasilitas ini dan terus membantu mereka yang membutuhkan.