Kamis 01 Mar 2018 15:16 WIB

Kawasan Ekonomi Pendidikan akan Dibangun di Serpong

Tempat riset dan kampus di Serpong akan direvitalisasi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meninjau beberapa infrastruktur pertanian moderen di Kawasan Sains dan Enjiring Pertanian Moderen Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meninjau beberapa infrastruktur pertanian moderen di Kawasan Sains dan Enjiring Pertanian Moderen Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan membangun kawasan ekonomi khusus pendidikan di Serpong, Tangerang Selatan. Kawasan itu dibangun sebagai respons atas pembangunan beberapa infrastruktur modern penunjang pertanian.

"Tugas kami ke depan adalah merevitalisasi tempat riset dan perguruan tinggi yang ada di kawasan ini, kami akan bentuk yang namanya kawasan ekonomi khusus untuk pendidikan," kata Menristekdikti Nasir Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).

Dia mengatakan, nantinya perguruan tinggi yang akan dibangun di kawasan tersebut adalah perguruan tinggi asing (PTA) yang bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Tujuannya, PTA dan peneliti asing bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi dan peneliti yang ada di Indonesia.

"Kenapa harus begitu? Karena saya targetkan perguruan tinggi itu menghasilkan alat pertanian yang tercanggih paling tidak di Asia Tenggara," kata Nasir.

Meski begitu, Nasir belum dapat memastikan perguruan tinggi mana yang akan dibangun di kawasan pertanian tersebut. Sebab, menurut dia Kemenristekdikti tidak bisa sembarangan memilih perguruan tinggi yang akan dibangun di kawasan tersebut.

Menurut dia, minat PTA yang hendak membuka akses di Indonesia semakin banyak. Seperti beberapa Universitas di Taiwan, Singapura, dan lain-lain. Namun, yang hingga kini sudah menunjukkan keseriusannya baru dua PTA.

"Tahun ini dua PTA saja sudah luar biasa. Yang mau banyak, tapi kami pastikan PT yang masuk ke Indonesia adalah PT yang berkualitas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement