Kamis 01 Mar 2018 11:08 WIB

Manfaat Rasa Takut

Takut merupakan tempat persinggahan yang amat penting.

Kata 'Allah' (Ilustrasi)
Kata 'Allah' (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sang maestro Imam Abu Hamid al-Ghazali berbagi cara sederhana  guna mendorong terwujudnya rasa takut kepada Allah. Pertama, mulailah dengan penderitaan hati akibat kesalahan dan keburukan di masa lalu ataupun masa mendatang.

Keburukan itu terjadi karena dosa yang menumpuk. Selain itu, bisa pula dengan mengenali sifat-sifat Allah yang agung. “Siapa pun yang mengenal Allah, niscaya dia akan takut kepada-Nya,” kata tokoh yang di Barat berjuluk Algazel itu.

Dalam kondisi demikian, imbuh tokoh yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i itu, seseorang akan merasa tenteram dan tenang sebab ketakutan dan kedekatannya pada Tuhan. Waktu demi waktu akan dia penuhi dengan berzikir dan berdoa. ”Dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap.” (QS Assajadah [32]:16).

Manfaat lain rasa takut tersebut, ungkap tokoh kelahiran Thus Persia 1058 M/ 450 H itu, nafsu akan terkikis dan keinginan terhadap dunia akan terusir. Takut akan mengendalikan hati menuju Tuhan yang satu. Pada saat kondisi hati berada dalam khawf kepada Allah, dia akan mendekati keagungan dan kemuliaan-Nya.

Takut merupakan tempat persinggahan yang amat penting dan paling bermanfaat. Hati akan menjadi tenang, tenteram, dan damai. Dalam ketakutan seorang sufi melakukan pelbagai ketaatan kerana khawatir amalannya tidak diterima Tuhannya.

Orang mukmin adalah orang yang takut kepada Allah dengan seluruh anggota badannya. Tanda ketakutan kepada Allah tampak pada lidah yang mencegah berkata dusta,  menggunjing, memfitnah, menipu, dan perkataan yang tidak berguna. Sebaliknya, dia menyibukkan dengan zikir kepada Allah, membaca Alquran, dan menghafal serta mengamalkan ilmu.

Hati orang yang takut akan jauh dari permusuhan, kedengkian, dan hasut. Sifat yang terakhir dapat menghapus kebaikan. Perut orang yang takut kepada Allah tidak menampung makanan haram, sebab hal itu merupakan dosa besar.

Dan siapa pun yang takut kepada-Nya, akan menjadi sosok taat dan bertakwa. Buah ketaatannya itu, Allah membalasnya dengan surga. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada di dalam surga dan mata air-mata air yang mengalir.” (QS al-Hijr [15] : 45)”.

(Baca: Takut Kepada Allah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement