Rabu 28 Feb 2018 19:02 WIB

Dakwah di Era Globalisasi, Apa Tantangannya?

Dai harus mempunyai kualifikasi yang bagus untuk menghadapi tantangan tersebut.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Di era globalisasi ini, umat Islam banyak dihadapkan dengan pemikiran-pemiran liberal ataupun sekuler. Hal ini menjadi tantangan bagi para dai untuk mendakwahkan ajaran Islam yang wasathiyah atau moderat.

Hal ini dibahas dalam seminar bertema "Revitalisasi Dakwah Islam di Tengah Arus Globalisasi" di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), Bogor, Rabu (28/2). Salah satu pembicara seminar, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nadis mengatakan bahwa para dai mempunyai peran penting di tengah arus globalisasi.

Apalagi, menurut dia, saat ini Indonesia menjadi pasar bagi berbagai macam ideologi yang datang dari luar. Karena itu, seorang dai harus mempunyai kualifikasi yang bagus untuk menghadapi tantangan tersebut.

"Ini sebenarnya yang kita sampaikan, kualifikasi dai. Ini sebenarnya kualifikasi yang sudah disepakati oleh pertemuan Komisi Dakwah seluruh Indonesia dan ormas-ormas Islam yang hadir pada Mei 2017 lalu," ujar Kiai Cholil dalam seminar yang diselenggarakan Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, UIKA Bogor tersebut.

Menurut kiai asal Madura ini, di era globalisasi ini umat harus diberikan dakwah yang progresif akurat dan juga komprehensif. Namun, menurut dia, ada beberapa kualifikasi yang harus dimiliki seorang dai saat ini, di antaranya adalah memiliki kualitas qalbu (hati), kualitas sosial, kualitas lisan, kualitas keilmuan, kualitas fisik dan kualitas ekonomi.

"Ini kualifikasi yang diperlukan. Hatinya diluruskan dulu, ini dakwah cari makan atau menyampaikan ajaran," kata Kiai Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement