Rabu 28 Feb 2018 18:40 WIB

Masjid Jama Mahakarya Terakhir Mughal

Masjid Jama menjadi ciri khusus dari gaya arsitektur Mughal.

Sejumlah pria menimba air dari sumur untuk kebutuhan wudhu jamaah sebelum shalat Jumat pertama Ramadhan di masjid peninggalan era Mughal, New Delhi, India,
Foto: AP PHOTO/Altaf Qadri
Sejumlah pria menimba air dari sumur untuk kebutuhan wudhu jamaah sebelum shalat Jumat pertama Ramadhan di masjid peninggalan era Mughal, New Delhi, India,

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dinasti Mughal telah meninggalkan begitu banyak bangunan bersejarah di kawasan anak benua. Satu di antaranya yang tak boleh diabaikan adalah Masjid Jama atau dikenal juga dengan nama Masjid Jumat. Masjid ini berdiri di kawasan Old Delhi, India. Bangunan itu disebut-sebut sebagai karya magnum opus atau mahakarya terakhir dalam bidang arsitektur dari dinasti yang dipimpin oleh Shah Jahan.

Masjid ini memiliki ukuran bangunan dengan panjang 80 meter dan lebar 27 meter. Pada bagian atap terdapat kubah berbentuk bawang. Total kubah masjid ini berjumlah 25, termasuk di antaranya tiga kubah utama. Pada bagian dasar kubah utama ini memiliki bentuk silindris menyerupai drum. Bentuk kubah macam inilah yang kemudian banyak menginspirasi arsitektur masjid di seluruh dunia pada masa berikutnya. Boleh dibilang, bentuk kubah dari masjid Jama menjadi ciri khusus dari gaya arsitektur Mughal.

Penanda lainnya dari ciri Mughal ini terlihat pada bentuk menara. Menara masjid tersebut menempel dengan bangunan induknya. Jumlah menara utama masjid ini ada dua. Masing-masing memiliki ketinggian mencapai 41 meter. Untuk mencapai posisi puncaknya, terdapat 130 anak tangga.

Dari posisi puncak menara itu, pandangan akan terlihat begitu lapang. Bentangan kota Old Delhi, benteng Red Fort di sudut utara, semua dapat terlihat tanpa halangan. Tak heran pula jika masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid-i Jahanuma atau masjid yang menjadi perhatian dunia. Keindahan menara tersebut dilengkapi pula dengan ornamen berpola garis vertikal. Garis tersebut memiliki warna putih dan merah bata yang saling berselang-seling. Pola pewarnaan putih-merah itu menjadi corak yang sangat dominan pada seluruh bangunan masjid. Utamanya pada bagian eksterior.

Pada lokasi menuju pintu utama, terdapat pula menara dengan diameter lebih kecil. Menara ini hadir untuk menopang ruang berbentuk kotak. Bagian itu menjadi celah utama menuju gerbang masjid. Pada bagian ini dihiasi pula dengan bentuk lengkungan dengan ujungnya yang dibuat menyatu dan melancip.

Di sebelah kiri dan kanan dari ruang kotak ini terdapat arcade atau semacam lorong. Bagian kolom penghubung antara bagian arcade ini memiliki pola lengkungan. Jarak antara lengkungan itu rata-rata selebar dua meter. Arcade tersebut berfungsi sebagai akses menuju bagian masjid dan halaman. Pada bagian langit-langit arcade ini juga dipenuhi ornamen geometris yang menawan.

Sementara itu, selasar atau teras ini saling berhubungan, mulai dari sisi sebelah timur, selatan, hingga utara. Hadirnya selasar itu memberikan kesan teduh bagi setiap pelancong yang mengunjungi tempat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement