Senin 26 Feb 2018 13:12 WIB

Mencari Masjid Ribery di Allianz Arena

Dalam pemberitaan yang ramai di media massa, lokasi masjid berada di areal stadion.

Markas Bayern Munchen, Allianz Arena
Foto: bestourism.com
Markas Bayern Munchen, Allianz Arena

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Firkah Fansuri

Setelah menitipkan koper di hotel, karena kami datang tiga jam lebih awal dari jadwal check in, rute pertama yang saya datangi adalah Allianz Arena. Markas klub sepak bola terbesar di Jerman, Bayern Munchen FC tersebut sangat mudah ditemukan. Tidak perlu tersesat walaupun ini merupakan perjalanan pertama saya ke Jerman.

Dari hotel Emba, tempat saya menginap selama tiga hari dua malam di Munich, saya hanya membutuhkan waktu tak sampai lima menit berjalan kaki untuk sampai di Munchen Hauptbahnhof.

Dari situ saya naik U-Bahn atau kereta metro dengan sekali berganti jalur untuk sampai di Stasiun Frottmaning. Waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 30 menit. Dari Stasiun Frottmaning stadion Allianz Arena sudah bisa kelihatan dan tinggal berjalan kaki tak sampai 10 menit kita sudah tiba di halaman stadion.

Allianz Arena terletak di distrik Fr?ttmaning di sebelah utara kota Munchen. Stadion ini dibuka untuk pertama kali pada 30 Mei 2005 saat digelar pertanding an persahabatan antara TSV 1860 Munchen dan 1 FC Numbergi. Satu tahun berikutnya stadion ini menjadi tempat pertandingan pembukaan Piala Dunia FIFA 2006.

Dari kejauhan stadion yang dirancang oleh firma arsitektur Swiss, Herzog & de Meuren yang mampu menampung 66.000 penonton ini sangat menyita perhatian. Kerak bagian luar menampilkan 1056 panel berbentuk belah ketupat, yang masing-masing dapat diterangi dalam warna yang berbeda (merah, biru atau pu tih), sehingga terlihat seperti suatu pola yang bergerak. Karena saya datang pada siang hari maka warna stadion adalah putih.

Sesungguhnya kedatangan saya ke stadion tidak semata-mata ingin melihat rumput yang hijau di lapangan atau juga mengetahui sejarah Bayern Munchen dan trofi-trofi yang pernah diraihnya. Lebih dari itu, saya sebenarnya ingin me ngunjungi masjid milik klub yang ramai diberitakan berbagai media termasuk di Indonesia sebulan sebelum saya berangkat ke sini.

Franck Ribery, salah satu pemain Mus lim andalan Bayern Munchen termasuk yang mengusulkan berdirinya masjid tersebut. Dalam pemberitaan yang ramai di media massa, lokasi masjid berada di areal stadion.

Kedatangan saya ke sini, tak hanya ingin melihat keberadaan masjid tersebut. Lebih dari itu, kami memang ingin melaksanakan shalat Zhuhur dan Ashar karena khawatir jika pulang ke hotel waktu Ashar telah habis. Apalagi di musim dingin seperti ini, waktu shalat Zhuhur dan Ashar pendek. Pukul 16.30, waktu Maghrib biasanya telah masuk.

Setelah berkeliling stadion, masjid yang kami cari tidak juga tampak. Saya sempat bertanya ke salah satu pegawai toko merchandisekhusus Bayern Munchen di arena stadion, namun ia menggelengkan kepala tanda tak tahu.

Ia mengatakan para penonton yang ingin melaksanakan shalat biasanya melaku kannya di tangga-tangga stadion. Dia menyebut di sekitar stadion tidak ada masjid.

Tidak puas dengan jawaban pelayan tersebut kami menyisir sudut-sudut stadion untuk menemukannya. Saya berpikir karena masjid baru dibangun, mungkin pegawai toko tersebut tidak mengetahuinya.

Setelah berkeliling, termasuk di halaman parkir sekitar stadion saya benar- benar tidak menemukan. Lebih dari tiga puluh menit saya mencarinya di luar stadion, tapi bangunan berbentuk masjid itu tidak ada wujudnya sama sekali.

Karena khawatir waktu Ashar segera habis, saya memutuskan buru-buru kembali ke hotel.

Belakangan saya baru me ngetahui, bahwa Masjid Bayern Munchen yang disebut-sebut berada di lokasi stadion adalah hoax. Lokasi masjid sesungguhnya berada di kawasan Kota Koln.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement