REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa Kesultanan Turki Utsmani, kaligrafi menjadi unsur dekoratif penting. Tiap gaya kaligrafi memiliki ragam penggunaan tersendiri.
Gaya jeli, misalnya, banyak digunakan dalam skala besar. Ia banyak tampil dalam dekorasi prasasti pada bangunan-bangunan keagamaan. Kaligrafi gaya jeli juga kerap digunakan sebagai penghias bangunan-bangunan publik.
Begitupun buku atau mushaf, kerap menggunakan kaligrafi gaya jeli sebagai unsur dekoratif. Di kemudian hari, gaya jeli banyak dikombinasikan dengan bentuk-bentuk geometri dan bentuk alam.
Lain lagi dengan kaligrafi gaya sulus jeli dan ta'lik jeli. Ditampilkan dalam skala besar, gaya tersebut biasanya digunakan untuk dekorasi interior pada kawasan publik. Tak jarang, kaligrafi dengan gaya ini juga menghiasi bangunan-bangunan swasta.
Ada pula gaya kaligrafi hilye. Diciptakan oleh Hafidz Usman pada akhir abad ke-17, gaya ini banyak mendeskripsikan karakter dan perilaku Rasulullah SAW. Di Turki, kaligrafi gaya ini juga telah diterapkan dalam skala besar.
Selain kaligrafi yang berkembang di wilayah Turki Usmani, ada dua gaya kaligrafi yang secara umum berkembang di dunia Islam, yaitu kufi dan naskhi.
(Baca: Mengenal Sosok Kaligrafer Jenis Utsmaniyah)