REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Presiden Joko Widodo berpesan agar acara Festival Sholawat Nusantara (FSN) Piala Presiden menjadi ajang perekat persaudaraan, persatuan, kerukunan di antara umat Muslim. Terlebih pada masa pemilihan gubernur, bupati dan wali kota pertengahan 2018 ini.
"Jangan lagi kita mencemooh di antara kita sebagai bangsa, jangan lagi kita berprasangka buruk, suudzhan, satu sama lain. Jangan lagi kita saling mencela dan memfitnah di antara kita," kata Presiden saat memberikan sambutan meresmikan pembukaan acara FSN di Gedung Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam.
Ia menyampaikan ada sebanyak 714 suku di Indonesia yang perlu dijaga persatuannya untuk memperkuat bangsa. Ada pula 171 kota dan kanupaten yang mengikuti pemilihan kepala daerah tahun ini sehingga perlu persaudaraan antarumat dan masyarakat.
"Jangan sampai karena pemilihan gubernur bupati, walikota, kerukunan masyarakat menjadi retak dan melupakan persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air," katanya.
Perbedaan pilihan antartetangga, keluarga, antar kampung merupakan hal yang biasa asalkan setelah pemilihan kembali bersatu. Joko Widodo juga mencontohkan hasil kunjungannya ke negara Pakistan, Srilangka, Bangladesh dan Afganistan sebagai negara berpenduduk umat Muslim terbesar di dunia yang tidak aman karena konflik yang dimulai dari kelompok kecil masyarakat hingga menjadi besar.
Seperti negara Afganistan yang hanya mempunyai tujuh suku namun negaranya kini tidak aman karena perang kelompok masyarakat.
Karena itu, menurutnya umara (pemerintah) juga sangat memerlukan silaturahmi bersama ulama. Karena tokoh agama merupakan penyalur suara masyarakat dan suara umat dalam menyampaikan pesan kedamaian agar Indonesia tidak seperti negara tersebut.
"Sebagai umara saya juga berkepentingan untuk memperoleh saran, wejangan, tausiyah, dan doa ulama yang hadir pada acara hari ini," ujarnya.