REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengimbau TNI/Polri untuk menjaga para ulama dan para pemuka agama yang lain. Imbauan ini ia sampaikan menyusul kasus penyerangan terhadap ulama dan pemuka agama, beberapa waktu lalu.
"Terkait dengan beberapa kejadian yang menimpa beberapa pemuka agama akhir-akhir ini, saya mengimbau agar umat Islam, TNI dan Polri bersama-sama menjaga para ulama dan ustadz," kata Jenderal Gatot Nurmatyo dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (22/2).
Gatot bersama Sekjen PB Nahdlatul Ulama Helmy Faizhal Zaini saat menghadiri acara haul Syekh Abdul Qodir Zaelani, Syech Tuan Guru Haji Saleh Hambali, KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), dan Tuan Guru Haji Lalu Badarudin, di Pondok Pesanteren Qomarul Huda Bagu Lombok, Rabu (21/2) mengatakan negara berkewajiban menjaga siapapun dari segala bentuk teror.
Apalagi, kata Gatot, ulama memiliki andil besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Menurut dia, peranan ulama, seperti KH Hasyim Ashari, dan Jenderal Sudirman yang juga sebagai ustadz, atau guru ngaji tidak bisa dibantahkan lagi dalam perjuangan kemerdekaan.
"Saya menjadi panglima TNI karena bimbingan para ulama. Saya mengucapkan terima kasih atas nama seluruh prajurit TNI kepada para ulama yang telah menjaga keamanan dari zaman prakemerdekaan, serta membangun umat Islam yang 'rahmatan lil allamin' hingga kini," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu juga mengimbau kepada semua pihak untuk memerangi hoaks di media sosial dengan kebaikan dan kata-kata lembut. Jangan sampai orang Islam diadu dengan orang Islam, seperti yang terjadi di Syria.
"Jangan terpancing oleh situasi. Mari lah kita kubur semua perbedaaan di antara kita. Mari kita bersama-sama menjaga ulama dan menyatukan hati untuk Indonesia," tuturnya.