Kamis 22 Feb 2018 02:20 WIB

Tiga Museum Unik di Mesir

Museum Nasional Masir menyimpan manuskrip Laila Majnun.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung mengambil foto salah satu koleksi Museum Seni Mesir di Kairo.
Foto: Reuters
Pengunjung mengambil foto salah satu koleksi Museum Seni Mesir di Kairo.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Museum menjadi sebuah tempat yang aman untuk menyimpan warisan benda-benda sejarah. Berbagai negara banyak memiliki museum yang menyimpan benda-benda kuno, bukti utentik perjalanan sejarah suatu bangsa, tak terkecuali peradaban Islam.

Dalam pembukaannya museum nasional Mesir menampilkan pameran unik, salah satunya manuskrip Laila Majnun, kisah asmara yang masyhur sejak era kejayaan Islam hingga kini.

Manuskrip itu tersimpan dengan baik dan sudah disalin dan dipublikasikan secara luas, sehingga kisah di dalamnya dapat dinikmati berbagai generasi. Berikut adalah tiga museum terkenal di Mesir

Museum Nasional Sohag

Museum baru yang segera dibuka akan menampilkan artefak dalam sebuah pameran yang mencerminkan sejarah unik Sohag. Museum ini dibuka pada 1983, tapi pembangunannya belum selesai karena ketidaksepakatan mengenai desain interior dan pameran, serta kesulitan anggaran setelah revolusi 25 Januari. Pembangunan museum ini baru dilanjutkan pada awal 2017.

Pameran tersebut mencakup artefak yang telah ditemukan di berbagai tempat di dekat Sohag. Ini juga akan menampilkan potongan-potongan yang mewakili tradisi, adat istiadat, industri, dan kerajinan tangan penduduk daerah tersebut, seperti kostum tradisional dan perhiasan mereka.

Desain pameran memberikan informasi yang jelas tentang sejarah Sohag, Abydos dan Akhmim, serta peran yang dimainkan oleh penguasa sejarah lokal dalam membangun peradaban Mesir.

Museum Seni Islam

Museum Seni Islam di Babul Khalq tepat di jantung Kairo yang bersejerah. Musuem ini dianggap sebagai museum seni Islam terbesar di dunia. Di dalamnya terdapat koleksi artefak antik dari berbagai jenis yang dikumpulkan dari India, Cina , Iran, sampai ke Semenanjung Arab, Levant, Mesir, Afrika Utara dan Andalusia.

Koleksinya mencakup semua cabang seni Islam sepanjang masa, yang membuatnya menjadi beacon seni dan peradaban Islam untuk sepanjang masa. Salah satu karya unik museum ini adalah manuskrip Persia Laila Majnun. Naskah itu memiliki 18 ilustrasi berwarna.

Museum Tekstil

Museum ini awalnya adalah sebuah bangunan air mancur atau sabil Mohammed Ali. Menteri Benda Antik Mamdouh Eldamaty mengatakan sabil awalnya dibangun atas perintah Mohamed Ali Pasha untuk memperingati putranya Ismail, yang meninggal di Sudan pada tahun 1822.

Di dalamnya terdapat aula persegi panjang besar yang menjadi akses menuju aula Tassbil, bangunan di dalamnya terbuat dari marmer bulat dan empat jendela yang dikelilingi mangkok marmer oval. Logo Turki Usmani yang menampilkan bulan sabit dan bintang menghiasi area di atas setiap jendela.

Fasad kayu sabil dan bagian atas bingkai didekorasi dengan gaya rococo dan barok, gaya utama terlihat di beberapa bangunan Mohamed Ali. Pada tahun 2007, pemerintah Mesir menunjukkan bahwa dalam kerangka Proyek Rehabilitasi Kairo Bersejarah, Sabil diubah menjadi museum tekstil Mesir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement