REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melalui cabangnya di Medan langsung melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Setelah terjadi lagi bencana alam erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo pada 19 Februari 2018.
"Keesokan harinya pada 20 Februari 2018, MER-C mengirimkan tim relawan medis untuk melakukan assesment ke lokasi bencana. Tim terdiri dari dua dokter umum dan empat perawat terampil khususnya di bidang kegawatdaruratan," kata Manajer Operasional MER-C, Rima M kepada Republika.co.id, Rabu (21/2).
Rima menerangkan, dari hasil diskusi dengan BPBD Kabupaten Karo didapat informasi bahwa daerah yang terdampak paling parah akibat erupsi Gunung Sinabung kali ini adalah Kecamatan Payung dan Tiganderket. Tim MER-C segera melanjutkan perjalanan menuju dua lokasi terparah tersebut untuk memantau langsung kondisi di lokasi bencana.
"Kepada Tim MER-C, kepala Puskesmas Kecamatan Payung menyampaikan bahwa saat ini belum ada masalah kesehatan di wilayahnya tetapi kemungkinan dalam tiga sampai lima hari ke depan akan ada masalah gangguan kesehatan yakni ISPA akibat erupsi," ujarnya.
Rima menyampaikan, bantuan yang sangat dibutuhkan korban bencana erupsi Gunung Sinabung saat ini adalah obat-obatan, khususnya obat batuk cair dan tetes mata. Bantuan masker juga sangat diperlukan karena debu erupsi yang masih sangat tebal.
Tim MER-C menyerahkan bantuan masker kepada Puskesmas setempat untuk didistribusikan kepada masyarakat korban terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung. Di akhir perjalanan tim juga mengunjungi dan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo untuk menyampaikan rencana tindak lanjut dari hasil asessment.
"MER-C akan kembali menurunkan tim medis pada 25 Februari 2018 mendatang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan umum bagi masyarakat korban bencana di Kecamatan Payung," ujarnya.