REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta aparat keamanan dan intelijen negara mengusut tuntas dan mengungkap motif kekerasan dan pembunuhan terhadap beberapa tokoh agama. Serta, menyelidiki adanya simbol-simbol agama yang terjadi di berbagai daerah secara terencana, sporadis, dan sistemik.
"Aparat keamanan dan intelijen negara mengusut tuntas kasus yang menimpa tokoh agama," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (20/2).
Zainut mengingatkan peristiwa yang menimpa pemuka agama dalam beberapa pekan ini melahirkan berbagai rumor di masyarakat. Dengan demikian, menurut dia, apabila tidak segera diusut dan dicegah dikhawatirkan dapat menimbulkan prasangka-prasangka yang menyesatkan. Pun hal itu berdampak memunculkan gejolak yang berpotensi menimbulkan kekacauan di masyarakat.
Zainut mengatakan, MUI menengarai ada pihak-pihak yang ingin membuat suasana ketakutan, saling curiga, dan ketegangan dalam kehidupan bermasyarakat. Ia berujar, MUI menduga ada rekayasa jahat yang bertujuan ingin membuat kekacauan dan konflik antarelemen masyarakat dengan memanfaatkan momentum tahun politik.
Sehingga, Zainut mengatakan, MUI mengajak seluruh elemen bangsa lebih meningkatkan kewaspadaan, bersikap tenang, dapat mengendalikan diri, dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin mengadu domba dan ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.