REPUBLIKA.CO.ID, Seluruh semangat dan harapan kami terkumpul penuh untuk mendistribusikan bantuan ke distrik-distrik di Kabupaten Asmat, Papua. Perjalanan yang kami tempuh dari Jawa hingga Papua dan harus men-charter pesawat demi tidak terlambatnya bantuan sampai kepada penerima manfaat, akhirnya terbayar saat perahu ojek kami tiba di pelabuhan sederhana di Agats, ibukota Kabupaten Asmat pada Jumat sore lalu (09/02).
Demikian dikisahkan Tim Kemanusiaan Rumah Zakat untuk Asmat, Taupik Akbar dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (15/2).
Hari Sabtu paginya (10/02), kami langsung berkoordinasi dengan TNI mengenai rencana aksi ke Distrik Akat, salah satu wilayah di Kabupaten Asmat terkena campak dan gizi buruk. Alhamdulillah, tanpa kesulitan yang berarti, kami mendapatkan surat izin. Segera, kami mencari speedboat yang bisa disewa di pelabuhan Agats.
Sayang, hari itu tidak banyak speedboat yang beroperasi, sehingga kami harus menunggu sekitar 3 jam untuk mendapatkan speedboat. Speedboat yang tersedia hanya satu, sementara barang bantuan yang kami bawa cukup banyak… kami sempat ragu, namun tekad kami untuk bisa mengirimkan bantuan ini sangatlah besar, maka bismillah… kami berangkat dengan menggunakan satu speedboat.
Melewati sungai yang dalam dan hutan rimba yang masih liar, membuat kami terus waspada, karena selain hewan-hewan buas sekitar hutan, kami juga harus berhati-hati dengan hewan buas yang ada di dalam air. Apalagi, speedboat kami mati beberapa kali karena barang bawaan yang sangat berat dan banyak. Saat itu, kami hanya bisa melangitkan doa, kami yakin niat baik tak akan berujung tidak baik.
Alhamdulillah, sekitar pukul 17.30 sore waktu setempat, kami tiba di Distrik Akat. Lelah dan rasa cemas selama perjalanan hilang sudah saat bertemu dengan warga di sana yang dengan ramah menyambut kami di pelabuhan. Tak hanya warga, TNI dan Polisi yang sedang ditugaskan di Akat pun turut menyambut, bahkan kami dipersilakan menginap di posko mereka. Mereka berjanji akan mendampingi dan memastikan keamanan kami saat melakukan aksi esok hari.
Hari Minggu pagi (11/02), kami mendapat kabar bahwa kepala Distrik telah mengizinkan kami melakukan aksi. Kami pun diizinkan menggunakan Rumah Adat Akat untuk aksi agar dapat menampung banyak orang. Informasi yang kami terima, warga yang akan datang berasal dari 3 kampung di Distrik Akat. Kami tak pernah berpikir, bahwa warga Akat sangat antusias, ini terbukti keesokan harinya warga yang datang bukan hanya dari 3 kampung, tapi dari 5 kampung. Sekitar 1.000 warga pun memenuhi Rumah Adat.
Sebelum melaksanakan aksi di Rumah Adat kami mengunjungi warga yang sakit di Puskemas Kampung Ayam. Sedih rasanya melihat kondisi puskesmas ini, fasilitasnya serba terbatas, bahkan kami melihat ada anak-anak yang terpaksa dirawat di atas tikar. Dokter Nada dan Dokter Ilman yang tergabung dalam Tim Kemanusiaan Rumah Zakat pun segera memeriksa anak-anak yang sakit sekaligus memberikan pengobatan setelah meminta izin pada pihak puskesmas.
Menjelang siang, kami membawa barang bantuan menuju Rumah Adat menggunakan gerobak dengan melewati jalanan kayu yang sudah keropos di makan usia sejuah 1 KM. Gerobak kami sempat terperosok dan membuat barang bantuan jatuh berserakan. Para Relawan dengan tenang segera membereskan kembali barang bantuan di tengah panas matahari yang mulai terik.
Akhirnya, kami pun tiba di Rumah Adat, dan betapa terkejutnya kami saat melihat banyak sekali warga yang datang. Ternyata, bukan hanya warga 3 kampung yang datang, melainkan dari 5 kampung dengan jumlah sekitar 1.000 orang. Dengan penuh semangat, semua tim segera beraksi. Aksi yang kami lakukan diantaranya penyuluhan kesehatan, pemeriksaan dan pengobatan, distribusi bantuan makanan dan kornet Superqurban untuk pemenuhan gizi warga.
Alhamdulillah, seluruh rangkaian aksi kami hari itu berjalan dengan lancar hingga sore hari. Warga pun merasa senang dan bahagia mendapatkan perhatian dari saudaranya di belahan Indonesia lain. Tak sedikit ungkapan terima kasih yang kami dapatkan mewakili seluruh donatur Rumah Zakat. Karena hari sudah petang, kami pun menginap kembali di Distrik Akat. Hari Seninnya (12/02), kami kembali ke Agats untuk melaksanakan aksi berikutnya.