Ahad 11 Feb 2018 18:03 WIB

'Saya tak Percaya Orang Gila Gaya Baru, Pasti Ada Aktornya'

Kasus penyeragan semua tokoh agama sudah terjadi sehingga perlu ada tim pencari fakta

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengatakan, perlu dibentuk Tim Pencari Fakta terhadap kasus penyerangan yang menimpa tokoh agama. Hal tersebut disampaikan oleh Amirsyah, menyusul penyerangan Gereja Santa Lidwina Sleman oleh orang tak dikenal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarga (DIY), Ahad (11/2).

"Perlu dibentuk Tim Pencari Fakta atas kasus tersebut, karena kasus seperti ini sudah menimpa semua tokoh agama," kata Amirsyah yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) tersebut kepada Tim Pencari Fakta Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama Perlu Dibentuk Jakarta, Ahad (11/2).

Amirsyah mengatakan, tidak hanya mengutuk perbuatan tersebut, namun, kasus tersebut perlu diusut dengan tuntas. Namun, dia mengatakan, untuk mengusut tuntas kasus tersebut, pihak kepolisian harus melibatkan para ahli. Sehingga polisi dapat memperoleh informasi yang akurat, transparan, dan akuntabel mengenai siapa aktor intelektual yang berada di balik kasus tersebut.

"Jadi saya enggak percaya pelakunya Orang Gila Gaya Baru (OGGB), mesti ada aktornya yang harus diungkap. Sikap mengutuk pelaku merupakan sikap yang tegas, jelas dengan harapan agar tak terulang kasus yang sama," tambahnya.

Dimana, kasus penyerangan terhadap tokoh agama, lanjut Amirsyah bukan pertama kali terjadi. "Menurut hemat saya bahwa kasus semacam ini juga seperti halnya pada ustaz di Bandung yang merupakan perbuatan biadab yang tidak saja dikutuk, akan tetapi harus diusut tuntas," katanya.

Yang perlu menjadi catatan, dia mengatakan, dalam mengungkap kasus penganiayaan khususnya terhadap tokoh agama, selama ini tidak pernah tuntas. "Kita tak punya wewenang untuk itu (mengungkap kasus penganiayaan terhadap tokoh agama). Kita hanya bisa mengusulkan agar para ahli yang independen diajak mengungkap fakta," katanya.

Walaupun begitu, Amirsyah mengaakan, dengan terungkapnya fakta pun, belum tentu masalah tersebut akan dapat terselesaikan. Dia mengatakan, masih ada pertanyaan besar yang menjadi pekerjaan rumah di Republik ini.

"Yang menjadi PR kita yaitu penegakan hukum secara adil bagi semua pihak, sehingga tak lagi ada sikap tuding menuding. Semoga negeri ini aman, damai untuk keselamatan hidup di dunia dan menuju akhirat," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, serangan orang tidal dikenal terjadi di Gereja Danta Lidwina Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (11/2). Empat orang jemaat dan satu oetugad kepolisian menjadi korban atas tindakan pelaku yanh membawa pedang tersebut. Sampai saat ini, pihak kepolisian belum mengetahui motif penyerangan gereja tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement