Jumat 02 Feb 2018 14:17 WIB

Rektor IAIN Palangkaraya tak Larang Mahasiswanya Bercadar

Memakai cadar merupakan Hak Asasi Manusia (HAM)

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Cadar
Cadar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangkaraya, Ibnu Elmi AS Pelu mengatakan tidak sedikit mahasiswanya yang memilih memakai cadar di kampusnya. Namun, ia mengaku tidak masalah dengan cadar yang dipakai para mahasiswinya

"Saya juga banyak mahasiswa saya yang pakai cadar. Saya tidak terganggu dengan cadar. Cuma cadar itu menimbulkan efek anti sosial. Karena cadar itu bukan syarat ibadah. Cadar itu budaya," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (2/1).

Ia mencontohkan, seperti halnya sarung yang dipakai oleh kaum santri, cadar juga merupakan produk budaya. Namun, menurut dia, sarung dan cadar bukan merupakan syarat sahnya shalat. "Kan bukan persoalan shalat harus pakai sarung. Shalat itu yang penting ditutup aurat. Tapi sarung itu budaya. Nah saya menganggap juga cadar itu persoalan budaya," ucapnya.

Lulusan Universitas Brawijaya ini mengatakan, budaya itu sendiri bisa hilang dan tumbuh tergantung masyarakatnya. Begitu juga dengan pemakai cadar itu juga bisa berkembang dan hilang tergantung pada penganut agamanya. Namun, sekalagi ia menggarisbahwahi bahwa cadar itu akan bisa menimbulkan sikap antisosial.

"Contoh seorang dosen. Kalau dia memakai cadar, kita bisa meninjau dari sisi Pedagogik. Apakah mahasiswa cukup dengan mata untuk mengerti ucapan? Tidak to. Ucapan itu pasti dengan mulut bukan dengan mata," kata Ibnu.

Ia mengakui bahwa memakai cadar itu merupakan Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, kata dia, HAM itu juga dibatasi oleh HAM orang lain. "HAM itu memang tidak punya batasan. Tapi HAM menjadi terbatasi apabila ada hak orang lain. Kapan hak lain itu? saat dia berinteraksi dengan orang lain. Misalnya tadi yang seorang mahasiswa seharusnya mendapatkan haknya untuk mendapatkan ilmu, tapi tidak," jelas lulusan S2 Filsafat ini.

Kendati tidak melarang mahasiswanya memakai cadar, Ibnu sangat melarang pemahaman ektrimisme tumbuh di kampusnya. Menurut dia, sebagai perguruan tinggi Islam, IAIN Palangkaraya akan selalu berkomitmen untuk menjaga pemahaman moderat, tidak ektrem dan tidak liberal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement