Jumat 02 Feb 2018 00:07 WIB

NU Diminta tak Terlibat Politik Praktis

Mudah-mudahan tetap pada khitthah-nya. Jadi tidak ada pemihakan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Kantor Pusat PBNU (ilustrasi)
Foto: mobile.seruu.com
Kantor Pusat PBNU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Muslimat NU, Sri Mulyati mengucapkan selamat kepada salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) yang tengah memperingati hari kelahirannya ke-92 yang jatuh pada tanggal 31 Januari 2018. Ia berharap NU semakin kuat di era saat ini dan masa-masa yang akan datang.

"Semoga NU semakin kuat dan manfaat bagi agama, negara dan bangsa," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (1/2).

Menurut dia, NU harus kuat untuk menyejahterakan umat Islam di Indonesia dan warga nahdliyin khususnya. Apalagi, dua tahun mendatang ini akan menjadi tahun politik. Ia berharap di tahun politik ini NU tetap kembali ke khitthah atau tidak terlibat dalam politik praktis.

"Kalau tahun politik mudah-mudahan tetap pada khitthah-nya. Jadi tidak ada pemihakan. Supaya mendidik jam'iyahnya, mendidik rakyatnya. Supaya kita tidak terkooptasi oleh pihak tertentu," ucapnya.

Di samping itu, menurut dia, NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia juga harus bisa membangun ekonomi umat di kalangan bawah. Karena, persoalan ekonomi masih menjadi persoalan serius di kalangan nahdliyin.

"Ekonomi rakyat ini lho karena kita kan masih ketinggalan terus," katanya.

Sebagai informasi, NU memperingati hari lahirnya ke-92 di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Barat, Rabu (31/1) malam. Acara tersebut dihadiri Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan sejumlah pejabat negara dan tokoh, baik dari dalam dan luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement