REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Pelajar Aceh di Yaman memperingati 13 tahun tsunami, bertempat di Auditorium Al Ahgaff University, Kota Tarim, Jumat (26/1). Acara dengan motto 'Dumho ta jak, bek tuwoe nanggroe' itu dimulai setelah shalat maghrib yang dihadiri langsung oleh Al Habib Mujtaba bin Syihab, guru senior Indonesia di Pesantren Darul Musthafa, Kota Tarim.
Dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Ahad (29/1), serangkaian acara meliputi pembacaan sirah Nabi Muhammad SAW, mauidhah hasanah, pembacaan surah Yasin, dan tahlilan untuk seluruh syuhada tsunami Aceh 2004 silam. Acara ini juga disertai pemutaran video dokumenter Aceh sebelum dan pasca-terjadinya gelombang dahsyat itu.
Tsunami Aceh
Dalam tausiyanya Al Habib Mujtaba menyampaikan perihal pemberian Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dimana, kata dia, secara realita memang terkadang berbeda dari satu orang dengan orang lain, begitu juga berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Dalam hal ini, kata Habib Mujtaba, Aceh merupakan salah satu wilayah yang Allah karuniakan kekhususan dan kelebihan. Terutama dalam aspek keruhanian, kemuliaan, dan kebebasan dalam menjalankan syariat Allah SWT. "Pemberian Allah tersebut tentunya tidak boleh disia-siakan begitu saja," tegas dia.
"Oleh karena itu, kepada seluruh masyarakat Aceh harus benar-benar menjaga kekhususan dan hak-hak Aceh yang telah Allah berikan tersebut," pesannya.
Habib juga menyinggung sedikit tentang hubungan Aceh dengan Hadhramaut ini. Menurutnya, hal itu tidak bisa diingkari oleh siapapun. Salah satu ulama sekaligus habib asal Hadhramaut yang sangat berperan di Aceh adalah Al Habib Abu Bakar Bilfaqih (Tgk Dianjong).
Habib asal Palembang itu juga menyampaikan, bahwa sebagaimana nilai sebuah kebaikan akan bertambah jika dilakukan di tempat yang mulia. Begitu juga dengan kemaksiatan, apabila dikerjakan di tempat yang mulia, maka akan bertambah tinggi pula konsekuwensi yang akan diterimanya.
Musibah Tsunami akhir tahun 2004 lalu, menurutnya, tidak lain dan tidak bukan kecuali hanyalah karena Allah SWT sangat menyayangi dan mencintai masyarakat Aceh. Hal itu juga senada dengan Hadits Rasulullah saw yang artinya, "Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai hamba-Nya, maka Ia akan mengujinya."
Ketua panitia acara, Aidil Ridhwan menyatakan, acara tersebut merupakan peringatan ketiga di bumi Hadhramaut. Ia juga berharap, dengan adanya majelis tahunan seperti itu bisa menjadi ibrah dan pelajaran bagi seluruh masyarakat Aceh menuju masa depan yang lebih baik lagi.
Acara yang turut mengundang lebih dari 130 orang yang terdiri dari para habaib dan teman-teman pelajar Indonesia itu berakhir dengan makan malam ketika jam menunjukkan pukul 21.00 waktu Yaman. Maulid dan Peringatan 13 tahun Tsunami, dari Hadhramaut untuk Aceh.