Jumat 19 Jan 2018 14:45 WIB

Masjid Bibi Heybat, Pesona Islam di Tepian Laut Kaspia

Awalnya, Bangunan Masjid ini Sangat Kecil, Namun Indah

Masjid Bibi Heybat
Foto: http://klcbs.net/
Masjid Bibi Heybat

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tepian Laut Kaspia di Pantai Baku, Azerbaijan menjadi saksi bisu masuknya Islam ke ne geri ini. Beratus tahun silam, tepatnya pada 1264, Okuma Kanim (adik dari Imam Ali Ibn Musa pada masa pemerintahan Kha lifah Harun Ar Rasyid di Baghdad) membangun sebuah masjid kecil di atas sebuah bukit berbatu di bibir pantai ini. Kini, masjid itu masih berdiri, bahkan tampil lebih megah.

Okuma Kanim hijrah ke Azerbaijan dari tempat pe lariannya di Kho rasan, Iran. Setelah berselisih pendapat dengan Harun ar Rasyid, Okuma dan kakaknya, Ali, meninggalkan Baghdad dan menetap di Khora san. Sepeninggal Ali, Okuma me langlang ke Azerbaijan. Agar tak menarik perhatian masyarakat se kitar, Okuma memutuskan tinggal di sebuah desa bernama Shikhov di tepi Laut Kaspia yang berbatu. Ia hidup sebagai orang suci yang hidup hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Untuk beribadah, ia memba ngun masjid kecil yang diberi nama sama seperti nama pengikut setia nya, Heybat. Namun, di Azerbaijan, tak lazim memberi nama sebuah bangunan dengan nama depan pe rempuan. Maka, nama masjid itu ditambah dengan kata “bibi” yang artinya sama dengan arti kata “bi bi” dalam bahasa Indonesia. De ngan begitu, nama lengkapnya menjadi Masjid Bibi Heybat.

Beberapa tahun kemudian, saat Okuma wafat, jasadnya dimakam kan di masjid ini. Tak hanya dia, masjid inipun menjadi tempat per istirahatan terakhir sang pengikut setia, Heybat. Ia dimakamkan persis di samping makam Okuma.

Awalnya, bangunan masjid ini sangat kecil, namun indah. Seperti digambarkan dalam laman www.azer.com, masjid ini menjadi salah satu pemandangan indah di Baku. Tempat ibadah ini me nyatu secara harmonis dengan ling kung an sekitar yang dikelilingi bukit ber batu dan laut. Tak hanya indah, masjid ini pun unik. Dilihat dari berbagai sudut, bangunan ini me nampilkan bentuk berbeda-beda. Hal ini bisa dilihat dari dokumentasi foto-foto atau lukisan yang ada.

Pada rentang usianya yang panjang, masjid bersejarah inipun pernah menga lami beragam pe ristiwa. Salah sa tu nya yang ke lam, yaitu ketika rezim Stalin yang berkuasa di Uni Soviet melarang kebebasan beragama. Akibat kebijakan antiagama yang dilancarkan Stalin, Masjid Bibi Heybat pun dihancur kan. Sejarah mencatat, Bibi Heybat menjadi satu-satunya masjid di Azerbaijan yang dihancurkan oleh Stalin. Penghancuran masjid ini dilakukan pada hari terakhir pada September 1936. Pada hari yang sama, masyarakat Azerbaijan juga menyaksikan dihancurkannya tiga gereja.

Tak hanya indah dan unik, Masjid Bibi Heybat ternyata sangat kokoh. Seperti dilansir laman www.vision.az, tak mudah me robohkan masjid ini. Anak buah Sta lin bahkan ha rus meledak kannya beberapa kali sebelum akhir nya bangunan benarbenar runtuh. Pa da ledakan dina mit pertama, ha nya sebagian ba ngunan yang am bruk. Atap mas jid, termasuk ku bah, baru runtuh setelah ledak an ke dua. Sebuah me nara setinggi 20 meter yang men jadi simbol kebanggaan umat Islam setempat menjadi ba gian yang paling sulit d i h a n c u r k a n . Meski menjulang tinggi, menara itu sangat kokoh sehingga baru ber hasil diruntuhkan setelah ledakan ketiga.

Sekitar 60 tahun kemudian setelah kehancurannya, Masjid Bibi Heybat dibangun kembali di tempat semula. Presiden Azerbaijan Heydar Allyev meresmikan masjid ini pada 11 Juli 1997.

Disarikan dari Islam Digest Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement