REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kazakhstan merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim di Asia Tengah yang menyimpan khazanah peradaban Islam. Negara ini bebas dari cengkeraman komunis Uni Soviet pada 1991. Sebelum dipindahkan ke Kota Astana pada tahun 1998, ibu kota Kazakhstan adalah Almaty.
Meskipun 71 tahun lamanya berada dalam cengkeraman komunis Uni Soviet, Kazakhstan kini tampil sebagai negara yang memelihara bangunan-bangunan peninggalan Islam dengan cukup baik. Tidak hanya itu, pemerintah setempat ikut mendirikan pusat-pusat kebudayaan Muslim di negara terluas se-Asia Tengah ini.

Masjid Sultan Hazrat di Kazakhstan
Salah satunya adalah Masjid Hazrat Sultan yang terletak di Astana. Masjid terbesar kedua se-Asia Tengah ini merupakan bangunan fenomenal di ibu kota Kazakhstan tersebut. Adapun masjid pa ling besar di Asia Tengah juga berlokasi di Astana, yakni Masjid Turkmenbasy Ruhy.
Masjid Hazrat Sultan terletak persis di tepi Sungai Yesil yang membelah Astana. Ia juga berdekatan dengan sejumlah bangunan penting negara Kazakhstan, yakni antara lain Piramida Perdamaian dan Keselarasan (bentuknya berupa pira mida setinggi 77 meter yang menyimbolkan kerukunan antarumat beragama), Museum Nasional Kazakhstan, Monumen Kazakh Eli, dan Istana Kepresidenan Kazakhstan.

Presiden Kazakstan, Nursulta Nazarbayez (tengah) saat shalat Ied.
Secara keseluruhan, masjid ini berwarna dominan putih. Bila dilihat dari atas, kompleks Masjid Hazrat Sultan bertingkat-tingkat untuk sampai ke bangunan utamanya. Beberapa bagian bangunan yang paling menarik perhatian adalah kubah dan menara.
Kubah utama masjid ini memiliki tinggi 51 meter dengan garis tengah 28 meter. Kubah utama tersebut dikelilingi delapan kubah yang lebih kecil uku rannya. Masing-masing kubah kecil itu terletak di setiap delapan arah mata angin.
Empat di antaranya berdiameter lebih panjang, yakni 10,45 meter, sedangkan empat sisanya 7,6 meter. Tingginya empat kubah yang lebih besar itu adalah 33,46 meter, sedangkan empat lainnya 25,25 meter. Berdekatan dengan kubah-kubah itu, ada empat menara yang menjulang tinggi di tiap pojok masjid ini.
Letaknya di empat sudut bangunan utama. Tiap-tiap menara memiliki tinggi 77 meter dengan bentuk silindris, meski sekilas mirip dengan menara-menara di Masjid al-Haram, Arab Saudi. Namun, ornamen-ornamen yang menghiasinya berciri khas lokal Kazakh, yakni pola-pola geografis dengan warna garis kuning yang berpadu dengan biru.
Padang rumput menghiasi sekeliling kompleks masjid ini. Bagian depan Masjid Hazrat Sultan tampak mengambil gaya arsitektur khas Persia. Khususnya pada rongga atap yang merupakan langit-langit gerbang utama. Di bagian dalam bangunan utama, para jamaah disuguhi pe mandangan yang menakjubkan.
Pilar-pilar berbentuk silindris dan terbuat dari marmer menyangga kubah utama dan kubah-kubah kecil di sekitar. Di bagian atas, di antara pilar-pilar itu terdapat lengkungan yang bercorak khas masjid-masjid di Andalusia, Spanyol, pada zaman Islam Klasik.