Selasa 16 Jan 2018 13:34 WIB

JATMAN DKI Sosialisasikan Program di Pekalongan

 Pengurus JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah)
Foto: Istimewa
Pengurus JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAn -- Pengurus JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah) DKI Jakarta memaksimalkan waktu muktamar dengan mengadakan rapat konsolidasi dan sosialisasi program di Pekalongan.

Rapat yang dihelat di Wisma 16, Desa Wonopringgo ini dihadiri oleh seluruh pengurus wustha, syu’biyah dan perwakilan 12 thariqah di Jakarta.

Dalam arahannya, Mudir JATMAN DKI Jakarta, KH. Wahfiudin Sakam menjelaskan 3 peran yang perlu dilakukan pengurus. Peran pertama adalah menjadi pribadi yang bersyukur karena telah mendapat hidayah menempuh jalan thariqah.

“Bukan hanya sebagai salik namun juga diamanahkan sebagai pengurus untuk mengibarkan bendera thariqah di tengah-tengah masyarakat perkotaan yang cenderung materialistik. Secara sadar menjadi pengurus adalah peran kedua,” jelas wakil talqin TQN Suryalaya.

“Setelah menjadi pribadi yang bersyukur, menjadi pengurus untuk mengembangkan dakwah thariqah, maka kita harus membimbing mereka. Kita berperan sebagai mentor,” lanjut Kyai Wahfiudin, dalam siaran persnya.

Sementara itu Ra’is JATMAN DKI Jakarta, Dr. KH. Hamdan Rasyid MA menyampaikan, belajar thariqah itu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan menjadi pengurus untuk mengajak masyarakat berthariqah. “Semoga JATMAN  bisa terbentuk hingga kecamatan dan desa-desa,” ujarnya.

Katib, KH. Lukmanul Hakim mengingatkan semua thariqah yang bergabung bisa membuat rantai silsilah kemursyidan untuk dikirimkan ke pusat.

Beberapa masukan dari pengurus syu’biyah antaralain, kunjungan dari wustha ke setiap perwakilan, pertemuan rutin untuk membahas tantangan-tantangan yang muncul serta adanya pedoman sosialisasi thariqah.

Wakil Ketua MATAN (Mahasiswa Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah), Idris Wasahuwa ikut berbagi kisah program yang dikerjakan. Ia menyampaikan jika tantangan yang disampaikan JATMAN tidak jauh beda dengan yang dialaminya.

Pengurus MATAN membuat program yang menyasar mahasiswa, sesuai dengan “dunia” mereka. “Salah satu program kita adalah Cafe Sufi. Kita mengajak mahasiswa mendekat kepada thariqah dengan menyimak kajian thariqah di cafe-cafe dekat kampus,” ungkapnya.

MATAN juga serius melakukan kaderisasi dengan menyelenggarakan program Suluk MATAN.

Menghadapi tantangan-tantangan yang disampaikan oleh pengurus syu’biyah, JATMAN DKI Jakarta akan fokus dalam pengembangan kualitas SDM pengurus dengan menyelenggarakan Pelatihan Dakwah Transfirmatif.

Sementara itu untuk menggarap masyarakat umum, JATMAN akan memperbanyak penyelenggaraan kursus tasawuf di berbagai wilayah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement