Ahad 14 Jan 2018 17:59 WIB

TGB: Jauhi Riba dengan Usaha Berbasis Syariah

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) berbicara tentang riba dalam silaturrahmi nasional Lariba Islamic Indonesia di Fave Hotel, Garut, Jawa Barat (14/1).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) berbicara tentang riba dalam silaturrahmi nasional Lariba Islamic Indonesia di Fave Hotel, Garut, Jawa Barat (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengingatkan para pengusaha menghindari dan menjauhi riba dalam proses menjalankan segala usaha bisnis.

Untuk mewujudkan usaha bisnis yang sehat dan sesuai dengan ajaran Islam, TGB menyarankan, para pengusaha Muslim Indonesia membangun dan mengembangkan lembaga atau institusi usaha yang berbasis syariah, baik di bidang perbankan maupun di bidang perniagaan sesuai dengan yang diatur dalam Agama Islam.

"Lembaga usaha syariah itu penting dibentuk dan terus diperkuat pengembangannya sebagai salah satu upaya nyata dalam membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar TGB saat silaturrahmi nasional Lariba Islamic Indonesia di Fave Hotel Garut, Jawa Barat, Ahad (14/1).

 

Selain mengajak para pengusaha mendirikan lembaga syariah, TGB juga mendorong para pengusaha terus berikhtiar meneguhkan komitmen menjalankan transaksi bisnis tanpa unsur riba. Sebab, praktik riba yang selama ini dijalankan sebagian besar para pelaku bisnis, tidak akan pernah memberikan keuntungan bagi masyarakat.

 

Terlebih, praktik riba tersebut dalam pandangan Islam telah diharamkan oleh Allah SWT. "Kalau Anda membangun Lariba, maka Anda sedang meneguhkan komitmen kuat untuk tidak riba," lanjut TGB.

 

TGB menegaskan, komitmen pangusaha yang mengedepankan unsur syariah dalam berbagai transaksi akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. "Kalau ada urat nadi kehidupan, maka dua pilar penopangnya adalah kapital dan ilmu pengetahuan. Kalau ekonomi, ilmu, dan teknologi kuat, maka peradaban itu akan kokoh," ucap TGB.

 

TGB juga sempat menguraikan salah satu ayat yang isinya mengharamkan riba dan menjadikan zakat sebagai sebuah solusinya. Dalam uraiannya, TGB menjelaskan meskipun riba dan zakat memiliki kesamaan, yaitu sama sama menambah dan menumbuhkan.

 

Namun praktik riba hanya akan memberikan keuntungan atau menambahkan kekayaan pada aspek kepentingan dunia. Sedangkan zakat, di samping menambah dan menumbuhkan kekayaan di dunia, juga akan menumbuhkan keberkahan untuk akhirat. "Inilah yang disebut Allah SWT sebagai orang-orang cerdas," ucap TGB.

 

Founder Lariba Arie Sulaiman menyampaikan, tujuan bisnis Lariba tersebut adalah membebaskan seluruh transaksi bisnis dari praktik riba. "Menuju Indonesia bebas riba. Sekitar 70 persen kegagalan bisnis disebabkan riba," kata Arie.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement