Senin 08 Jan 2018 17:00 WIB

Kehidupan Bangsa Rus dalam Catatan Ibnu Fadlan

Bangsa Viking/Ilustrasi
Bangsa Viking/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ibnu Fadlan mencatat bah wa perempuan Rus memakai cakram dari emas atau perak di dadanya yang dikalungkan dengan tali di leher sebagai penanda kekayaan. Bila suaminya punya kekayaan 10 ribu dirham, sang istri akan me makai satu cakram. Jika kekayaan suaminya mencapai 20 ribu dir ham, istri memakai dua cakram.

Barang berharga yang disukai orang Rus adalah ma nik-manik dari keramik yang dipasang di kapal. Para pria Rus memakai untaian manikmanik dan bros berbentuk oval untuk menggantungkan berbagai macam benda, se perti pisau, kunci, dan sisir. Menurut Ibnu Fadlan, bangsa Rus mempunyai sesembahan berupa patung-patung dari kayu yang sering diberi sesembahan makan an, biasanya daging.

Laki-laki Rus biasanya memiliki budak perempuan yang selalu menemani dan melayani ke mana pun dia pergi. Ibnu Fadlan menyebut orang Rus sebagai makh luk jorok karena tak pernah bersuci setelah buang air dan tak mencuci tangan seusai makan.

Namun, dia meng akui bahwa bangsa Rus me miliki fisik yang bagus seperti penggambarannya berikut ini yang diterjemahkan ahli seja rah Arab dari Universitas Cambridge, James E Mont gomery. ‘’Saya tak pernah menjumpai bentuk fisik yang sesempurna mereka dengan tubuh setinggi pohon kurma dan warna kulit cerah keme rahan. Mereka memakai jubah yang menutupi separuh badan sehingga satu tangan tak tertutupi kain. Setiap laki-laki membawa kapak, pe dang, dan belati. Pedang mereka bergaya Franka yang bilahnya besar dan bergerigi.’’

Catatan Ibnu Fad lan yang paling dikenal adalah peng gambarannya mengenai pema kaman tokoh Rus yang di ba ringkan di kapal dan kemudian dibakar, mencerminkan tra disi Viking. Bila bangsawan Viking meninggal, budak perempuannya akan mengajukan diri untuk mene mani tuannya ke Valhalla (surga). Turut dikorbankan pula kuda tunggangan dan anjing sang majikan. Ibnu Fadlan juga bercerita mengenai perempuan yang berperan sebagai algojo (angel of death) untuk menghabisi budak perempuan itu.

Keakuratan riwayat Ibnu Fad lan menjadikannya seba gai sum ber paling lengkap mengenai tradisi Viking. Michael Crichton menjadikan risa lah Ibnu Fadlan dalam menyu sun novel Eaters of The Dead tahun 1976.

Novel itu kemudian difilm kan oleh Hollywood dengan judul “13th War rior” yang menceritakan kisah Ibnu Fadlan bepergian ke wilayah Nordik bersama 12 pendekar Viking untuk menumpas kaum kanibal. Tentu saja, novel itu fiksi belaka karena Ibnu Fadlan tak pernah pergi ke Skandinavia.

Disarikan dari Mozaik Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement