Ahad 07 Jan 2018 13:04 WIB

Kado Awal Tahun untuk Pak Sajum yang Tuna Daksa

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Mesin jahit (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mesin jahit (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Masih banyak di Indonesia yang membutuhkan uluran tangan dari umat Islam, terutama mereka yang kondisi fisiknya yang tak lagi sempurna seperti misalnya, Sajum (75). Sudah 20 tahun lebih pria yang biasa dipanggil Pak Sajum ini menggeluti usaha menjahit di sebuah kios yang terletak di Pasar Lama, Sukarasa, Tanggerang, Kota Tanggerang Banten.

Ada pemandangan yang membedakan sosok Pak Sajum dengan penjahit lainnya. Pria tua ini hanya memiliki satu kaki (tuna daksa) untuk beraktivitas karena kaki kirinya harus diamputasi setelah ia mengalami musibah kecelakaan di rel kereta 35 tahun silam.

Namun, dengan kondisi fisiknya yang tak lagi sempurna dan tak kuat saat muda itu, ia bertekad untuk tetap hidup mandiri dan menafkahi keluarganya dengan jerih payah sendiri, tanpa harus berharap belas kasih orang lain. Dengan kondisi fisik saat ini, banyak orang yang meremehkan akan kemampuan yang ia miliki, namun bapak dua anak ini tidak mempedulikan anggapan miring orang dan terus berusaha dengan giat untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Saat merintis usahanya Sajum pun mengumpulkan modal untuk membeli mesin jahit. Ia bekerja keras sebagai tukang parkir lepas di sekitat Pasar Lama, sekecil apapun rezeki yang ia dapat tetap disyukuri dan ditabung, setelah sekian lama menabung akhirnya Pak Sajum dapat membeli mesin jahit bekas.

Dengan bermodal mesin jahit bekas dan kios kecil yang ia sewa di Pasar Lama, Tanggerang, Banten, Pak sajum dan istri Nani (65) merintis usaha jahit. Ia pun bersyukur karena walaupun untungnya tidak terlalu besar, mereka tetap bisa menghidupi kedua anaknya dan dua cucunya yang yatim.

Seiring berjalannya waktu, kondisi fisik pak Sajum sudah tak sebugar dulu, sekarang ia mulai sakit-sakitan dan mesin jahit yang ia punya pun sudah tak layak, banyak bagian yang sudah keropos. Kepengen banget punya mesin jahit baru, tetapi uang saya tidak cukup untuk membelinya, karena harus membayar uang sekolah cucu yang yatim dan terpakai juga untuk biaya pengobatan saya ujar Pak Sajum saat tim Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa mengunjungi rumahnya, Sabtu (6/1).

Melihat ketangguhan, kegigihan dan tekad untuk mandiri ditengah keterbatasan yang Pak Sajum miliki, Dompet Dhuafa pun melalui program Disabilitas Mandiri menghadiahinya mesin jahit baru. Selain memberikan mesin jahit, petugas LPM Dompet Dhuafa juga bergotong royong mengecat kios Pak Sajum agar terlihat lebih cerah dan menarik bagi pengguna jasanya.

"Terima kasih banyak pak, Alhamdulillah akhirnya keinginan saya mempunyai mesin jahit baru dapat terwujud, walau kondisi fisik seperti ini tapi saya tetap mau berusaha sendiri menafkahi keluarga saya, saya tidak mau bergantung dengan orang lain," kata Sajum

Semoga mesin jahit baru di tahun yang baru dapat menambah semangat baru untuk Pak Sajum dalam menafkahi keluarganya dengan jerih payahnya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement