REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah kagum dengan kemampuan menulis dan menghafal Zaid bin Tsabit.
Rasul memintanya untuk mempelajari tulisan orang Yahudi.
Dia pun menaati perintahnya. Zaid menguasai bahasa Ibrani, baik lisan maupun tulisan. Dia mampu menerjemahkan kata-kata Rasulullah ketika ingin berkomunikasi dengan orang Yahudi, baik saat berpidato maupun berbentuk surat.
Begitu juga ketika Yahudi menuliskan surat untuk Nabi, Zaid yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab. Setelah bahasa Ibrani, Rasul pun memerintah kannya untuk mempelajari bahasa Syria. Dengan tugas ini, Zaid telah melakukan tugas penting sebagai penerjemah Rasul dengan mereka yang tidak bisa berbahasa Arab.
Berkat antusiasme dan keterampilan dia dan mampu melaksanakan tugas selama ini, Nabi menambahkan tugas dan tanggung jawab yang lebih berat. Dia memerintahkan untuk mencatat wahyu Allah dengan tulisan dan merekam dengan hafalannya. Ketika Rasul mendapatkan wahyu, dia memanggil Zaid sambil meminta membawa perkamen, tinta, dan tulang belikat hewan untuk menulis bagian dari Alquran tersebut.
Zaid memang bukan satu-satunya penulis pribadi Rasulullah. Sumber lain mencatat, terdapat 48 orang yang biasa menulis untuknya, tetapi Zaid yang paling menonjol di antara mereka.