REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimas Islam mengapresiasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang telah melakukan pengelolaan zakat dengan baik di sepanjang tahun 2017. Meningkatnya pengelolaan zakat tak lepas dari berbagai macam inovasi yang telah dilakukan Baznas di bawah kepemimpinan Bambang Sudibyo.
"Syukur Alhamdulillah setelah kepemimpinan Pak Bambang Sudibyo, karena beliau sangat konsen dan mewakafkan dirinya untuk mengurus Baznas ini dan beberapa inovasi yang dia lakukan, meningkat betul ini pengelolaan dari Baznas," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, M Fuad Nasar, saat dihubungi Republila.co.id, Selasa (2/12).
Pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh Baznas pada 2017 meningkat 40 persen dibandingkan 2016 lalu. Muhammadiyah pun yakin pada 2018 mendatang pengelolaan zakat Baznas akan terus meningkat lagi. "Ini saya kira 2018 akan naik lagi. Saya berharap peningkatan kepercayaan masyarakat kepada Bazmas harus lebih dioptimalkan," ucapnya.
Menurut dia, jika selama ini ada masyarakat yang masih belum membayar zakat di Baznas hal itu karena masih ragu terhadap Baznas. Tapi, kata dia, dengan berbagai macam inovasi akan mengubah paradigma masyarakat.
"Dengan adanya inovasi dan bukti-bukti yang transparansi yang dilakukan oleh Baznas sekarang tampaknya paradigma masyarakat terhadap Baznas berubah. Itu lah yang menyebabkan sehingga Baznas meningkat penghasilannya," katanya.
Baznas memang berhasil membukukan kenaikan pengelolaan zakat sebesar 40 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari data penghimpunan tahun 2017 yang naik menjadi Rp 155 Miliar. Sementara pada 2016, Baznas pusat hanya mengelola dana zakat, infak, sedekah (ZIS) dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) Rp 111 Miliar.
Demikian disampaikan oleh Deputi Baznas, Arifin Purwakananta. Pencapaian Baznas ini lebih tinggi dari rata-rata pencapaian zakat nasional tahun 2017 yang diperoleh Baznas, Baznas Provinsi, Baznas Kabupaten/ Kota dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebesar 20 persen. Pada tahun lalu, perolehan ZIS dan DSKL tercatat Rp5,12 Triliun, sedangkan tahun 2017 ini menjadi Rp 6 Triliun.
"Dari data yang dihimpun hingga awal Desember, Baznas memperkirakan target pencapaian zakat nasional sepanjang tahun 2017 mencapai Rp 6 Triliun," ujar Purwanta dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id.
Menurut Purwanta, inovasi yang dilakukan Baznas antara lain kampanye melalui berbagai media, baik media massa, media sosial maupun media luar ruang. Dalam dunia digital, Baznas juga meningkatkan pelayanan agar muzaki lebih mudah menunaikan zakat serta memperoleh informasi mengenai Baznas.
Layanan kepada muzaki juga dilakukan dalam bentuk kegiatan seperti wisata zakat dan kunjungan langsung kepada donatur serta pengiriman media-media informasi Baznas berupa news letter. Dari sisi penyaluran, Baznas meningkatkan layanan mustahik melalui berbagai program inovatif sehingga bantuan lebih mudah dijangkau oleh mustahik, antara lain melalui Program Layanan Aktif Baznas dan Baznas Tanggap Bencana.
Melalui program-program unggulan yang dimiliki, membuat angka rasio penyaluran terhadap penghimpunan Baznas cukup tinggi yaitu 80 persen di tingkat pusat. Sementara, untuk rasio penyaluran terhadap penghimpunan zakat nasional mencapai 69 persen.
Dalam riset yang dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis Baznas pada tahun ini, Zakat produktif yang dikelola Baznas pada 2016 berhasil mengurangi kemiskinan absolut dan meningkatkan kesejaheteraan mustahik. Program ini berhasil meningkatkan pendapatan mustahik hingga 27 persen dalam setahun.
"Dalam peningkatan kualitas kelembagaan, akhir tahun 2017 Baznas memperoleh sertifikasi ISO 9008:2015 sebagai pengakuan kualitas pengelolaan manajemen yang profesional," katanya.
Baznas yang pada tahun ini juga mencanangkan visi sebagai pemimpin gerakan dunia, juga mendapat amanah menjadi Sekretaris Jendral WZF, pimpinan tertinggi dalam forum tersebut. Baznas juga mendorong gagasan Zakat on Sdgs (Sustainable Development Goals) sebagai gagasan alternatif pada pelaksanaan SDGs di negara-negara muslim dunia.