Ahad 31 Dec 2017 17:46 WIB

Songsong 2018, Menag Ajak Tebarkan Kedamaian

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Menag Lukman Hakim Saifuddin
Foto: dok. Kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyongsong pergantian tahun dari 2017 ke 2018, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat Indonesia untuk menebarkan kedamaian, termasuk melalui media sosial. Menurut Lukman, di sepanjang tahun 2017, tanpa disadari bisa jadi telah terjadi gesekan dan sikap saling menyakiti sesama saudara sebangsa, seiman, atau bahkan sedarah.

Gesekan tersebut muncul karena terbujuk nafsu jemari untuk memviralkan kabar yang memicu permusuhan. Padahal, menurut dia, tindakan seperti itu sama halnya dengan memutus silaturahim dan perbuatan fasad (buruk) yang dibenci Tuhan. Kendalikan jemari, ubahlah sikap dengan memperbanyak senyum dan berbagi nikmat.

"Damaikan hati, tentramkan jiwa, cerdaskan pikiran agar kita memperoleh rahmat-Nya. Bahagiakan sesama, maka kita akan lebih merasa bahagia," ujar Lukman dalam siaran persnya, Ahad (31/12).

Selain itu, Lukman juga berpesan agar selalu menjaga pengamalan nilai agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai warga bangsa yang majemuk, menurut dia, sudah sepatutnya bersyukur setelah melewati hari-hari dalam perjalanan hidup yang penuh dinamika.

"Suka dan duka telah kita lalui bersama. Meski seringkali terjadi perbedaan, bahkan seakan terjadi perseteruan, tetapi kita bersyukur masih menjunjung nilai-nilai agama dan bersepakat menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai bangsa," ucap Lukman.

Lukman menjelaskan, dinamika informasi saat ini sudah berkembang demikian cepat. Setiap orang kini tumbuh menjadi pribadi-pribadi mandiri dalam memproduksi dan berbagi informasi melalui smartphone masing-masing. Karena itu, Lukman juga msnyerukan agar selalu menjaga jihad informasi sebagai wujud ekspresi beragama secara positif.

"Marilah menata nalar agar kita senantiasa berdiri di atas kebenaran dalam menyikapi berbagai informasi maupun ekspresi. Menjaga nalar seperti ini tentu juga menjadi pesan dan ajaran agama," katanya.

Lukman berharap, anak-anak muda yang hidup di era informasi ini dapat menggunakan energinya untuk beragam kegiatan positif agar masa muda yang berharga tidak berjalan sia-sia. Menurut dia, energi positif yang kelihatan kecil sekalipun, sesungguhnya memiliki makna besar.

Misalnya, dengan mewakafkan diri untuk kegiatan sosial kemanusiaan, menyedekahkan diri untuk mendamaikan teman atau keluarga yang bertengkar, membuat konten positif yang menginspirasi netizen, atau bahkan sekadar menghapus kabar hoax dan fitnah yang mampir di grup media sosial.

"Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa, menyingkirkan batu yang membahayakan di jalan itu adalah sebagian dari iman," kata alumni Pesantren Modern Gontor ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement