Sabtu 30 Dec 2017 05:56 WIB

MUI Imbau Sambut Tahun Baru dengan Kegiatan Positif

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Yunahar Ilyas
Foto: Republika / Darmawan
Yunahar Ilyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mejelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam mengisi waktu malam pergantian tahun dengan muhasabah. Tujuannya untuk mengevaluasi diri agar bisa memperbaiki diri di masa yang akan datang. Tapi evaluasi tersebut harus memiliki standar supaya ada ukurannya. "Ukurannya dalam Islam adalah takwa, takwa terdiri dari tiga aspek, yaitu iman, Islam dan ihsan," kata Wakil Ketua Umum MUI, Prof Yunahar Ilyas kepada Republika.co.id, Jumat (29/12).

Prof Yunahar mengatakan, jadi yang dievaluasi adalah keimanan selama satu tahun, meningkat atau menurun imannya. Kalau menurun cari tahu apa yang menyebabkan imannya menurun. Kedua, mengevaluasi Keislaman diri, artinya mengevaluasi ibadah-ibadah diri sendiri seperti shalat, puasa dan lain sebagainya.

Ia melanjutkan, yang ketiga, mengevaluasi ihsan, artinya mengevaluasi akhlak diri sendiri. Jadi ukuran takwa adalah iman, Islam dan ihsan. Ukurannya bukan harta dan pangkat. Di samping itu, MUI juga mengimbau umat Islam untuk mengisi malam pergantian tahun dengan hal-hal yang bermanfaat. Menyambut tahun baru tidak perlu membakar petasan, meniup terompet dan pesta.

"Kalau pun ada acara kumpul-kumpul isilah dengan acara pengajian, seperti yang dilakukan oleh //Republika mengadakan muhasabah akhir tahun," ujarnya.

Prof Yunahar menyampaikan, MUI juga menyarankan kepada para orang tua untuk menjaga anak-anak mereka agar tidak turun ke jalan di waktu tengah malam. Maka MUI menyeru masjid-masjid dan majelis taklim membuat acara di akhir tahun. Sebab, anak-anak muda yang sudah biasa keluar di malam pergantian tahun kalau tidak diberi acara alternatif susah mencegahnya. Kalau ada acara yang lebih positif, anak-anak muda bisa diarahkan ke acara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement