Jumat 29 Dec 2017 09:35 WIB

Menjalarnya Zikir di Malam Pergantian Tahun

Tahun Baru/ilustrasi
Foto: xyz.co
Tahun Baru/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhyiddin, Djoko Suceno

"Dzikir Nasional Republika" akan digelar di beberapa kota besar dalam rangka pergantian malam tahun baru. Di antaranya, di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung. Khusus di Bandung, kegiatan ini bertajuk "Muhasabah di Akhir Tahun".

Republika Bandung akan menggelar kegiatan muhasabah ini di Masjid Pusdai, Komplek Bandung Islamic Centre, Ahad (31/12) pukul 12.00 sampai selesai. Penceramah yang dihadirkan dalam kegiatan zikir tersebut, antara lain, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali.

Kiai Athian menilai, kegiatan Dzikir Nasional yang diawali Republika untuk menyambut tahun baru tersebut sudah menjalar di kalangan umat Islam.

"Sangat luar biasa saya kira apa yang diawali oleh Republika, kini sudah menjalar juga kepada komunitas jamaah-jamaah lain. Kita lihat di Bandung pun sudah banyak yang menyelenggarakan acara itu," ujarnya, Kamis (28/12).

Sehingga, lanjut dia, suasana tahun baru yang selama ini penuh hura-hura kini sudah mulai terasa berbeda. ”Walaupun masih jauh dari apa yang kita harapkan, mudah-mudahan Republika terus menyelenggarakan ini dan menciptakan suasana ini untuk menjadi hal yang positif dilakukan oleh umat Islam setiap menyambit tahun baru,\" katanya.

Sementara itu, Wakil Pimpinan Redaksi Republika Nurhasan Murtiaji mengatakan, persiapan kegiatan tahunan Republika ini sudah siap digelar untuk umat Islam. "Alhamdulillah, persiapan Dzikir Nasional sudah mendekati akhir. Segala hal yang terkait dengan aspek teknis dan nonteknis sudah disiapkan oleh panitia dengan matang. Para pembicara insya Allah hadir sesuai jadwal," ujarnya, Selasa (26/12).

Di Jakarta, acara dirangkai dalam bentuk Festival Republik. Tema yang diangkat dalam Festival Republik adalah \"Perkuat Silaturahim untuk Bangsa\". Menurut Hasan, tema ini diambil untuk menguatkan ukhuwah dan menguatkan semangat kebangsaan.

Sedangkan Ustaz Erick Yusuf menilai, penyelenggaraan Muhasabah Akhir Tahun 2017 merupakan solusi positif agar masyarakat awam, khususnya remaja, tidak terjebak pada perayaan-perayaan negatif. "Ini (muhasabah) menurut saya menjadi salah satu solusi positif," kata Kang Erick, sapaan akrabnya, kemarin.

Dalam perayaan tahun baru hijriyah, menurut Kang Erick, umat Islam menjalankan syiar mengingat kembali perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi. Tetapi, dia mengatakan, pada tahun baru Masehi, mesti dibuat alternatif dari dampak buruk yang muncul dari kebiasaan perayaan-perayaan yang cenderung negatif.

Ia mengamini, kegiatan seperti itu akhirnya diikuti oleh masjid-masjid lainnya dan akhirnya semarak hampir di seluruh masjid besar. "Insya Allah tidak ada niat lainnya kecuali membuat alternatif bagi masyarakat yang lebih positif," kata dia.

Selain itu, Kang Erick menilai, ghirah alias semangat umat Islam kian terasa meningkat. Kondisi tersebut terlihat di kalangan anak muda Islam saat ini. Semangat dakwah di kalangan muda, menurut dia, terasa percepatannya dan dalam format yang kreatif.

"Jadi bukan hanya mengikuti pengajian dan shalat berjamaah di masjid. Alhamdulillah apalagi saya yang sering kali juga bekerja sama dengan komunitas-komunitas muda membuat gerakan muda, seperti youth spirit iHAQi," kata pendiri SMP Kreatif iHAQi Bandung ini.

Ghirah kalangan muda Islam, menurut Erick, implementasinya sudah menjadi aksi-aksi kebaikan. Misalnya, ada komunitas bersih-bersih masjid, komunitas bagi-bagi nasi bungkus, komunitas mendongengkan kisah nabi dan rasul, dakwah di teras rumah, resto gratis untuk penghafal Alquran, workshop dakwah digital, dan banyak lagi.

"Ini insyaAllah menjadi tanda-tanda kebangkitan umat, karenanya kita mesti support mereka semua," ujar dia.

Menurut Kang Erick, anak-anak muda dan kaum ibu merupakan salah satu faktor yang menentukan kebangkitan umat. Keberadaan mereka, menurut dia, juga ditunjang faktor pendukung lainnya sehingga ghirah itu terus berkembang. Faktor tersebut, antara lain, perkembangan teknologi.

Kegiatan zikir pada malam tahun baru tersebut juga menjalar hinga Nusa Tenggara Barat (NTB). Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan, kegiatan zikir dan doa bersama lebih bermanfaat dibandingkan merayakan pergantian tahun dengan hura-hura.

"Ketika pergantian tahun wujud syukurnya dilakukan dengan hura-hura, maka itu merupakan kesenangan yang palsu," ujar Fauzan dalam sambutan pada acara tersebut di Kantor Bupati Lombok Barat, Kamis (28/12).

Sebaliknya, jika pergantian tahun dimaknai dengan muhasabah, apa yang sudah diperbuat akan memberikan makna. "Mari maknai hidup lebih mendalam. Mari isi hidup dengan iman agar lebih bermakna," kata Fauzan.

Fauzan menambahkan, kegiatan yang juga dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini dimaksudkan guna memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik serta memperbaiki pelayanan kepada masyarakat pada tahun berikutnya.

Seorang penceramah, Ahmad Zainuri berpesan untuk menghidupkan sunah Rasulullah SAW sebagai bukti kecintaan padanya.

"Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang menghidupkan sunahku berarti ia mencintaiku. Barang siapa mencintaiku akan bersamaku di surga," kata Zainuri.

Zikir dan doa bersama ini diikuti ratusan aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Lombok Barat, para tuan guru se-Lombok Barat, dan Kapolres Lombok Barat AKBP Heri Wahyudi. (muhammad nursyamsyi, Pengolah fitriyan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement