Kamis 28 Dec 2017 17:27 WIB

Muhasabah Akhir Tahun Perlu Terus Dikembangkan

Rep: Djoko Suceno/ Red: Budi Raharjo
Ustaz Erick Yusuf
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ustaz Erick Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID,Bandung -- Penyelenggaraan Muhasabah Akhir Tahun 2017 yang digelar HU Republika dinilai sebagai solusi positif agar masyarakat awam, khususnya remaja, tidak terjebak perayaan-perayaan  negatif. "Ini (muhasabah)  menurut saya menjadi salah satu solusi positif," kata Ustaz Erick Yusuf.

Kalau perayaan tahun baru hijriyah, kata Kang Erick, umat Islam harus syiar agar mengingat kembali perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi. Tetapi jika tahun baru masehi, kata dia, mesti dibuat alternatif dari dampak buruk yang muncul dari kebiasaan perayaan-perayaan yang cenderung negatif.

"Seperti nongkrong di jalan-jalan atau perayaan angkat gelas sampanye yang memabukkan di hotel-hotel yang cenderung membawa maksiat atau setidaknya tasyabuh," kata dia.

Karena itu, kata Kang Erick, perlu diantisipasi dengan membuat alternatif seperti yangg dilakukan Republika. Republika selama lebih dari 10 tahun lalu konsisten membuat zikir akhir tahun. Kegiatan seperti itu, imbuh dia, akhirnya diikuti oleh masjid-masjid lainnya dan akhirnya semarak hampir di seluruh masjid besar. "Insya Allah tidak ada niat lainnya kecuali membuat alternatif bagi masyarakat yang lebih positif," kata fia.

Menurut penilaian Ustadz Erick, ghirah (semangat) umat Islam kian terasa sekali meningkat. Kondisi tersebut juga terlihat di kalangan anak muda Islam saat ini. Semangat dakwah di kalangan muda, kata dia,  terasa percepatannya dan dalam format yang kreatif.

"Jadi bukan hanya mengikuti pengajian dan shalat berjamaah di masjid saja. Alhamdulillah apalagi saya yang seringkali juga bekerjasama dengan komunitas-komunitas muda membuat gerakan muda seperti youth spirit iHAQi," kata pendiri SMP Kreatif iHAQi Bandung ini kepada Republika.

Ghirah kalangan muda Islam, kata Erick, implementasinya tak hanya dalam bentuk pengajian atau shalat berjamaah di masjid-masjid. Tetapi juga sudah menjadi aksi-aksi  kebaikan. Misalnya ada  komunitas bersih-bersih masjid, komunitas bagi-bagi nasi bungkus, komunitas mendongengkan kisah nabi dan rosul, dakwah di teras rumah, resto gratis untuk penghafal Alquran, workshop dakwah digital, dan banyak lagi.

"Ini insyaAllah menjadi tanda-tanda kebangkitan umat, karenanya kita mesti support mereka semua," ujar dia.

Menurut Kang Erick, anak-anak muda dan kaum ibu merupakan salah satu faktor yang menentukan kebangkitan umat. Keberadaan mereka, imbuh dia, juga ditunjang faktor pendukung lainnya sehingga ghirah tersebut terus berkembang. Faktor tersebut antara lain perkembangan tekhnologi. Zaman open source, seperti sekarang ini,  membuat semua orang dapat mengakses informasi tentang agama Islam dengan mudah.

"Teknologi informasi ini memudahkan dakwah yg tadinya bersifat ekslusif di masjid-masjid menjadi inklusif karena hadir di gadget-gedget dimanapun kita berada. Kalau ke masjid dulu anak bandel malu, sekarang akses saja lewat HP," ujar dia.

Para ulama dalam bersyiar telah bekerja keras bukan hanya dengan kegigihan,  tetapi juga dengan kreatif merangkul anak-anak muda dalam kegalauan keseharian mereka. Munculnya komunitas-komunitas religi diluar rohis-rohis masjid, seperti gerakan massive hijabers yang fenomenal. Ini, kata dia,  mendongkrak image hijab yang dulu dianggap kalangan bawah, tidak keren dan lain sebagainya diubah menjadi hijab itu cantik, keren, stylish." Sampai muncul fashion hijab dan disainer-disainer yanh mendunia, " kata dia.

Yang tak kalah pentingnya, sambung Kang Erick,  melimpahnya  buku-buku Islam yang menjadi rujukan fiqih, tauhid, dan lain sebagainya untuk mudah didapatkan. Dahulu, imbuh dia, buku-buku agama seperti itu sedikit sekali. "Dan jangan lupakan bahwa Qodarullah, Allah yg membolakbaikan hati, tentu doa-doa para sholihin, para pendahulu, orang-orangtua kita semua yang menjadi sumbangsihnya," kata dia.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap ghirah yaitu banyaknya publik figur seperti artis  yang menjadi idola mereka  berhijrah. Hijrahnya para artis tersebut, memicu keingintahuan mereka. Dah inilah sifat Islam yg seperti air. "Jika ada setitik saja lubang hati yang dibuka, maka ia akan masuk merembes kelubuk bathin. Dan keindahannya akan langsung terasa," tutur dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement