REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Oemar Mita dalam kajian tematik Siapkan Dirimu, Pemuda di Masjid Cut Meutia, Jakarta, belum lama ini, mengajak pemuda memahami kondisi zamannya. Jika tidak demikian maka pemuda dipastikan akan kesulitan menetapkan yang harus dilakukan saat menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka pun tidak mudah menentukan skala prior- itas dalam hidupnya.
Nabi SAW bahkan berupaya memahami kondisi zamannya saat itu. Itu dibuktikan ketika mem baca jawaban-jawabannya saat mendapatkan pertanyaan da ri para sahabat tentang apa amal an terbaik yang harus dik- erjakan. Nabi selalu menjawab berbeda-berbeda setiap pertanyaan yang datang pada dirinya. Setiap zaman punya karakter- istiknya masing-masing, Ustaz Oemar menegaskan.
Ia mencontohkan kondisi pada zaman Imam Syafi'i. Saat itu, Imam Syafi'i tidak banyak mem- bicarakan tentang konspirasi orang-orang kafir. Namun, pemuda zaman Imam Syafi'i lebih banyak memikirkan cara melawan ilmu kalam atau filsafat. Sedangkan, pemuda saat ini ha rus mampu menjawab tantangan yang oleh para ulama disebut sebagai zaman fitnah.
Menurut Ustaz Oemar, zaman fitnah yaitu ketika seseorang sulit membedakan antara yang hak dan batil. Zaman fitnah ini pun marak pertengkaran dan perseli sihan antar kaum Muslimin. Ke tika hal tersebut terjadi, akan ter jadi saling menyesatkan antar kelompok dan ini merupakan ciri lain zaman fitnah. Selain itu, banyak kesyirikan, kekufuran, serta banyaknya cobaan dalam beriman.
Maka kita harus menjaga hubungan dengan Allah setiap waktu. Dengan begitu maka Allah akan menjaga dari kerusak an dan penyimpangan, tutur dia.