REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengajak umat Muslim menampilkan Islam secara ramah dengan berpandangan terbuka terhadap segala sesuatu yang terjadi di Indonesia.
"Karena saat ini apa saja yang berbau Islam untuk orang di luar negeri pasti akan dicurigai, karena dengan banyaknya masalah yang mengatasnamakan agama. Maka dari itu setidaknya umat Muslim patut memikirkan bagaimana ke depan pandangan itu berubah," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie di Padang, Ahad (24/12).
Ia mencontohkan penceramah Ustaz Abdul Somad yang dilarang memasuki Hong Kong karena ada kecurigaan yang muncul. "Ditambah dengan era sekarang yang semakin cangih sehingga apa saja dapat diakses dengan cepat dan terasa dekat membuat anggapan kecurigaan semakin marak, lalu muncul berbagai paham-paham yang seharusnya tidak ada," katanya.
Jimly mengatakan jika semua umat Muslim dapat berpikir terbuka, gerakan 212 seharusnya tidak berkelanjutan dengan banyaknya rentetan gerakan bela Islam lainnya.
"Islam harus tampil dengan ramah, jangan dengan marah. Sekali-sekali boleh, misalnya bela Palestina. Isu tersebut bisa mempersatukan kita semua, namun janganlah jadi keterusan," ujarnya.
Menurut Jimly, menyuarakan pendapat dan membela sesama penting, namun harus dengan aturan dan tidak terlalu keras karena akan terpancing amarah. "Jika amarah dilibatkan semua tidak akan terkendali, maka dari itu dianjurkan umat Muslim sama-sama menjaga agama Islam dari kecurigaan pihak luar," ujarnya.