REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ma'ruf Amin mengucapkan selamat kepada Harian Republika pada 4 Januari 2018 mendatang yang memasuki usia 25 tahun. Dalam menyambut HUT ke-25 Republika ini, Kiai Ma'ruf ingin agar Republika tetap terdepan dalam menyampaikan isu-isu keislaman.
Menurut Kiai Ma'ruf, selama ini Republika menjadi satu-satunya media nasional yang selalu istiqomah dalam membawa isu-isu keislaman di Indonesia, seperti halnya dalam kolom Islam Digest. Bahkan, tak ketinggalan juga isu-isu ekonomi syariah.
"Saya kira Republika menjadi koran yang dianggap banyak membawa isu-isu keislaman, ekonomi syariah, kemudian Islam Digest dan beberapa dinggap bagi umat Islam sebagai salah satu atau satu-satunya suara umat Islam," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui Republika.co.id di Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, Jumat (22/12).
Karena itu, Kiai Ma'ruf berharap kepada Republika agar kedepannya tidak menghilangkan kolom-kolom agama tersebut. Karena, jika hal itu hilang maka umat Islam akan merasa tidak mempunyai suara lagi untuk berkontribusi terhadap bangsa Indonesia.
"Jangan hilang itu (isu keislaman). Nanti umat Islam merasa tidak punya koran lagi, jangan hilang. Itu sudah bagus. Isu yang lain sama dengan yang lain, tapi ada kelebihannya di situ," ucapnya.
Rais Aam PBNU ini juga mengatakan bahwa dalam memberitakan tentang keislaman, selama ini Republika selalu menyampaikannya secara objektif dan apa adanya. Karena itu, umat Islam di Indonesia merasa terwakili dengan adanya Republika. "Ya Republika menyampaikan dan memberitakan tentang keislaman yang secara objektif, dan apa adanya, tidak digoreng, tapi lurus. Kita memang ingin gak usah digoreng-gorenglah, cukup apa adanya saja," kata Kiai Ma'ruf.
Selain itu, Kiai Ma'ruf juga mengapresiasi kegiatan Dzikor Nasional yang setiap tahun digelar Republika di Masjid At-Tin, TMII, Jakarta Timur. Acara Dzikir Nasional kali ini memang di buat lebih istimewa karena bertepatan dengan momen ulang tahun Republika ke-25.
"Saya kira acara yang dilakukan Republika bagus sekali tiap tahun. Jadi tidak menyambut tahun baru dengan hura-hura. Tapi, Republika dengan zikir, dengan ceramah-ceramah, dan tausyiah-tausyiah. Saya tiap tahun hadir kecuali tahun ini karena saya umrah," tuturnya.