Jumat 22 Dec 2017 18:45 WIB

Ini Tausiyah Akhir Tahun MUI

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan tausyiah menyambut akhir tahun dan natal 2017 di Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, Jumat (22/12).
Foto: Republika/Muhyiddin
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan tausyiah menyambut akhir tahun dan natal 2017 di Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, Jumat (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Mejelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan tausyiah akhir tahun di Kantor MUI Pusat, Jakarta Pusat, Jumat (22/12). Ketua Umum MUI, Prof KH Ma'ruf Amin mengatakan, MUI merasa perlu memberikan tausyiah karena setiap pergantian baru terdapat kerawanan-kerawanan.

"MUI merasa perlu memberikan tausyiah karena setiap pergantian tahun itu memiliki kerawanan-kerawanan terutama dengan adanya natal dan tahun baru," ujar Kiai Ma'ruf kepada wartawan.

 

Kemudian, Sekjen MUI Anwar Abbas menyampaikan tausiyah akhir tahun ini yang menanggapi berbagai macam isu terkini. Pertama, Anwar menyampaikan bahwa MUI menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus berusaha menjaga dan meningkatkan persatuan dan kesatuan serta menjauhi falsafah dan pandangan hidup yang tidak sesuai dan tidak sejalan dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945, agar bangsa ini tetap dapat berdiri kuat dan kokoh.

 

Kedua, untuk terjaga dan terpeliharanya kerukunan dalam kehidupan antar umat beragama, MUI mengimbau para pengusaha dan para pihak terkait lalnnya agar dalam suasana natal dan pergantian tahun baru ini tidak memaksa mendorong dan mengajak karyawan yang beragama Islam untuk memakai atribut-atribut dan atau simbol-simbol yang tidak sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan mereka.

 

Ketiga, mengingat tahun 2018 adalah tahun politik, maka MUI mengajak semua kontestan dan partai politik yang ada agar mengedepankan moralitas dan akhlakul karimah serta menghindari dan menjauhi praktek praktek kotor yang dilarang agama, seperti cela-mencela, risywah (money politik) dan berbagai bentuk kecurangan dan perbuatan yang tidak terpuji lainnya.

 

"Keempat untuk meningkatkan kemajuan ekonomi nasional, MUI mendorong masyarakat untuk lebih meningkatkan produktivitasnya dan untuk membeli produk-produk hasil produksi dalam negeri yang merupakan hasil karya dari anak-anak bangsa," ucap Anwar.

 

Kelima, khusus dalam menghadapi pergantian tahun dan datangnya tahun barn 2018, MUI mengajak dan mengimbau masyarakat luas untuk menyambut dan menyongsong tahun baru tersebut dengan penuh kescmederhanaan, tidak hura-hura dan menghindari pola hidup yang bersifat materialistik, konsumeristik dan hedonistik.

 

Terlepas dari itu MUI juga menyambut gembira hasil voting atau pemungutan suara yang dilakukan dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang baru-baru ini menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui dan menjadikan Yerussalem sebagai ibu kota Israel.

 

"MUI mendorong pemerintah Indonesia untuk terus dan lebih meningkatkan lagi langkah-langkah diplomasinya dalam rangka melaksanakan amanah dari Pembukaan UUD I945 agar hak-hak dari rakyat dan bangsa Palestina dapat dihormati dan ditegakkan sehingga mereka bisa membentuk sebuah negara Palestina," kata Anwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement