Kamis 21 Dec 2017 18:15 WIB

Kunci Sukses Khalifah Harun ar-Rasyid

Rep: mgrol98/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Peta kekuasaan Daulah Abbasiyah.
Foto: wordpress.com
Peta kekuasaan Daulah Abbasiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harun ar-Rasyid bin Muhammad al-Mahdi bin Absdullah al-Manshur al-Abbasi al-Hasyimi al-Quraishi atau Abu Ja’far adalah salah seorang khalifah yang paling menonjol dalam sejarah Daulah Abbasiyah, bahkan dalam sejarah khalifah Islamiah secara umum.

Abu Ja’far adalah khalifah kelima Daulah Abbasiyah. Masa kanak-kanaknya dilewati dengan mempelajari ilmu agama dan ilmu pemerintahan. Guru agamanya yang terkenal pada masa itu adalah Yahya bin Khalid al-Barmaki.

Abu Ja’far diangkat menjadi khalifah pada usia yang masih sangat muda, yaitu 23 tahun. Dalam menjalankan roda pemerintahan, dia didampingi Yahya bin Khalid dan keempat putranya. Sekalipun sebagai seorang khalifah, dia masih sempat shalat yang bila dihitung setiap harinya mencapai seratus rakaat hingga wafatnya.

Dia tidak meninggalkan hal itu kecuali bila ada uzur. Selain itu, dia bisa bersedekah setiap hari seribu dirham dari harta pribadinya.

Kebesaran nama Abu Ja’far tidaklah disebabkan faktor kebangsawanannya, tetapi disebabkan ilmu dan amalnya, jihad dan hajinya, shalat dan infaknya, keadilan dan kepemimpinannya. Abu Ja’far sangat takut kepada Allah SWT, ia memegang teguh kemurnian Islam, menolak bidah, dan memuliakan orang-orang saleh yang menaati sunah.

Abu Ja’far hamper saja menghukum mati pamannya sendiri karena pamannya menggugat hadits sahih yang diriwayatkan ulama hadits, Abu Mu’awiyah Muhammad bin Khazim adh-Dharir. Abu Ja’far menghukum orang-orang Syiah Rafidhah yang membenci dan mencaci maki sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Ia juga pernah menghukum mati seorang pelaku bidah (Jahmiyah atau ,’tazilah) yang menyatakan Alquran adalah makhluk.

Wilayah kekuasaannya luas, dan seluruh warga Negara baik Muslim maupun kafir zimi merasakan keamanan, keadilan, dan kemakmuran. Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari menyebutkan bahwa saat Abu Ja’far meninggal dunia, harta baitulmal (lembaga keuangan negara) berjumlah sembilan miliyar dirham.

Abu Ja’far meninggal dunia saat memimpin Perang Thus, sebuah wilayah di Khurasan pada 3 atau 4 Jumadilakhir 193 H/809 M setelah menjadi khalifah selama sekitar 23 tahun. Utsman bin Katsir Al-Wasithi bercerita: Aku mendengar Fudhail bin Iyadh berkata, “Tiada orang yang kematiannya lebih menyedihkan bagi kami daripada Abu Ja’far. Sungguh aku berdoa kepada Allah agar menembahkan sebagian umurku kepada umur Abu Ja’far.”

Sumber: 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement