REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) menilai, praktik pengumpulan zakat menjadi salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Di Sumbar, zakat yang dihimpun oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mampu membantu menyuntikkan modal bagi ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Zakat untuk UMKM sendiri disalurkan sebesar Rp 2 juta - Rp 3 juta per unit usaha.
"Bila dimanfaatkan dengan bijak dan optimal, perekonomian mereka akan meningkat. Bisa berubah dari penerima zakat, menjadi pemberi zakat," ujar Irwan saat penyaluran zakat bersama Baznas Sumbar, Rabu (20/12).
Irwan menargetkan, pemberian zakat mampu mengentaskan 100 orang di Sumatra Barat dari kelompok miskin. Pada Desember 2017 ini, Baznas Sumbar kembali menyalurkan zakat untuk mahasiswa melalui program Sumbar Cerdas dan zakat bagi UMKM melalui program Sumbar Makmur. Zakat yang disalurkan sebanyak Rp 886,25 juta untuk 292 pelajar perguruan tinggi dan 180 pelaku UMKM.
Ketua Baznas Sumbar, Syamsul Bahri Khatib, mengatakan, mayoritas penerima zakat adalah mahasiswa di UIN Imam Bonjol Padang dan Universitas Negeri Padang. Terpilihnya beberapa kampus tersebut lantaran pihak kampus bersangkutan telah memiliki Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang dengan cepat menyerahkan nama-nama penerima.
"Melalui penyaluran zakat dalam program Sumbar Cerdas ini, nominal zakat diterima antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta untuk setiap mustahik atau penerima zakat," ujarnya.
Catatan Baznas Sumbar, realisasi penerimaan zakat di Sumbar hingga pekan kedua Desember 2017 mencapai Rp 11 miliar. Penyaluran zakat mengikuti kebutuhan mustahik, termasuk untuk pendidikan, modal usaha, pembiayaan pasien kurang mampu, dan mualaf.