REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konflik kembali pecah dan membelah cakrawala Palestina. Tepatnya pada Rabu (6/12), saat Donald Trump mengumumkan pemindahan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Semua bergejolak dan mengecam pernyataan sepihak Presiden Amerika Serikat ke-45 tersebut. Demikian dengan Dompet Dhuafa. Sebagai salah satu lembaga yang berkhidmat terhadap isu-isu kemanusiaan, Dompet Dhuafa mengecam tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Trump.
Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa Bambang Suherman, mengatakan isu mengenai Palestina yang terjadi di Desember ini menjadi sangat substantif. Biasanya gejolak isu Palestina di Indonesia disebabkan adanya invasi Israel kepada Palestina dan menyebabkan jatuhnya korban. Kali ini, tanpa agresi, isu Palestina bergulir panas di Indonesia.
Hal tersebut lantaran isu kali ini adalah mengenai pengakuan tentang ibukota negara. Yang mana hal tersebut berkaitan dengan eksistensi penjajah. Jika klaim Donald Trump tersebut diterima, maka kita memberikan pengakuan akan kemerdekaan Israel sebagai Negara. Hal yang selama ini ditolak oleh segenap masyarakat Internasional.
"Menyadari hal tersebut, Dompet Dhuafa mengusung tagline #VivaPalestina. Viva berarti kejayaan, kejayaan dan kegemilangan untuk mengukuhkan Palestina sebagai Negara merdeka dengan Ibu Kota Yerussalem. Tagline tersebut kami gaungkan untuk menegaskan klaim sepihak dari siapapun, termasuk Donald Trump. Selamanya #VivaPalestina, mengukuhkan Yerussalem sebagai Ibukota sah negara berdaulat Palestina,” ujar Bambang.
Terlepas dari hal tersebut, Dompet Dhuafa secara konsisten menemani langkah perjuangan rakyat Palestina dengan melakukan berbagai intervensi program kemanusiaan. Berbagai program Dompet Dhuafa yang digulirkan di Palestina, termasuk wilayah terisolir Gaza, adalah di bawah kesadaran bahwa Palestina berada di dalam kondisi perang dan tidak stabil.
Setiap saat berbagai program kemanusiaan tersebut dapat rusak atau berakhir akibat perang. Untuk itulah Dompet Dhuafa berusaha agar program kemanusiaan yang digulirkan dapat memenuhi kebutuhan wilayah perang, menjadi model yang dapat dikelola kelanjutannya oleh masyarkat setempat, dan menguatkan perjuangan rakyat Palestina.
"Dompet Dhuafa memberikan bantuan program yang bukan hanya bersifat karitas, walaupun program karitas tetap dilakukan. Tetapi juga program yang mampu memberikan jaminan suplai logistik jangka panjang yang berasal dari kearifan lokal," kata Bambang.
Sepanjang periode 1994 sampai pertengahan 2000-an, Dompet Dhuafa secara rutin mengirimkan bantuan melalui relawan-relawan kemanusiaan. Selanjutnya Intervensi pertama yang Dompet Dhuafa gulirkan dalam bentuk program dimulai pada tahun 2008-2009. Saat itu Dompet Dhuafa merevitalisasi pabrik roti di wilayah Jabaliya.
Tim Dompet Dhuafa, kata Bambang, menormalisasi mesin-mesin pabrik. Sehingga dapat mensuplai bahan baku dan memproduksi sekitar 10 ribu roti per harinya. Ini sangat vital, karena dapat mensuplai kebutuhan masyarakat Palestina.
Selanjutnya pada Juli 2010, Dompet Dhuafa kembali menggulirkan program berupa produksi sumber air berbentuk sumur dalam, yang mampu mengairi pertanian sayur dan buah masyarkat di daerah Khanyounis, tentu selain sebagai sumber air minum mereka. Dipilihnya sumber air dengan debit air besar pada prinsipnya bertujuan menyediakan kemampuan masyarakat untuk mampu memproduksi sumber makanan.
"Sehingga ketergantungan mereka akan suplai dari luar tidak terlalu besar atau dapat dikurangi. Maka, dikukuhkanlah program Gaza Foodbank,” tambah Bambang.
Tak hanya itu saja, pada periode 2012, pasca perang batu selama delapan hari, Dompet Dhuafa kembali menginisiasi model program Gaza Foodbank baru yaitu peternakan di Ibu Kota Gaza. Namun karena wilayah tersebut seringkali hancur akibat invasi, maka tercetuslah peternakan yang tidak membutuhkan banyak lahan, yaitu peternakan kelinci.
Dengan bahan baku dan keterampilan yang tersedia di masyarakat, maka bergulirlah peternakan kelinci, yang setiap masa panennya, satu kepala keluarga mendapatkan dua ekor kelinci dengan bobot 4-6 Kg. “Apapun program yang bergulir, sebaiknya berangkat dari kesadaran akan kondisi di sana. Hal yang paling mendasar dari kebutuhan pokok adalah makanan, yang berkaitan dengan upaya kita memelihara semangat-semangat perjuangan," kata Bambang.
Dengan memastikan suplai dan ketersediaan kebutuhan pokok, perjuangan akan terus terjaga untuk waktu yang lama. Itulah mengapa program Foodbank terus digulirkan dengan variasi-variasi sesuai kebutuhan masyarakat.
"Jadi, saat ini selain kita bersikap secara politis mengecam apa yang dilakukan Donald Trump dengan tagline #VivaPalestina. Dompet Dhuafa juga memastikan berjalannya program yang mampu menjamin pasokan logistik jangka menengah atau panjang bagi masyarkat. Hal tersebut untuk memastikan perjuangan mereka akan tetap berjalan,” tegas Bambang.
Konsistensi Dompet Dhuafa mendampingi rakyat Palestina, selain sebagai mandat dari para donatur yang peduli, tentunya juga menjadi wujud dukungan penuh bagi saudara kita para penjaga tanah Allah. Mereka adalah pejuang yang tak kenal lelah menghadang setiap penjarahnya.
Maka, konflik apapun yang menimpa saudara sesama di Palestina, Insyaa Allah Dompet Dhuafa selalu ada. Mari perjuangkan bersama kemerdekaan Palestina, dalam barisan dan gerakan #VivaPalestina bersama Dompet Dhuafa.