Jumat 15 Dec 2017 06:03 WIB

Gaya Arsitektur Islam Dravida, Seperti Apa?

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Muslim India
Foto: AP
Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara banyak prasasti di kuil Vaishnavite Adhi Jagannatha Swamy di Thirupullani, ada satu hal menarik tentang sebuah hadiah (hibah) untuk sebuah masjid. Thirupullani berada sekitar 10 km dari Ramanathapuram di selatan Tamil Nadu, sebuah negara bagian di selatan India. Prasasti khusus itu berasal dari abad ke-13.

Saat itu, Raja Pandya Thirubuvana Chakravarthy Koneri Mei Kondan mengesahkan sebuah hibah yang dibuat untuk Muslim Sonagar untuk membangun sebuah masjid di Pavithramanikka Pattinam. Namun, saat ini tidak ada satu pun yang memiliki petunjuk mengenai lokasi tepatnya Pavithramanikka Pattinam.

Kawasan ini memiliki banyak masjid kuno seperti sisa Tamil Nadu. Yang unik dari masjid-masjid ini adalah bangunannya yang terbuat dari batu, dalam gaya arsitektur Dravidian dengan sentuhan Islam.

Tidak seperti India utara, Islam datang ke wilayah selatan ini melalui perdagangan rempah-rempah yang dilakukan melalui rute laut dan bahkan ketika menyebar di Arabia pada abad ke-7. Kaum Muslim saat itu merupakan pedagang yang memperkaya negara dengan devisa yang berharga. Karena itulah, mereka diberi tempat khusus oleh penguasa Tamil saat itu. Umat Islam juga sering menerima hibah untuk membangun masjid, seperti yang ada di kuil Adhi Jagannatha Swamy.
 
Masjid disebut sebagai Palli Vaasal di Tamil. Masjid-masjid itu dibangun dari kal, kata Tamil untuk penyebutan batu. Karena itulah, keberadaan masjid-masjid itu secara lokal dikenal sebagai 'kallupallis'. Kallupallis ini pada dasarnya dibangun lebih mirip seperti Mandapam, sebuah kota panchayat yang ada di distrik Ramanathapuram, Tamil Nadu. Namun, Kallupallis ini dibangun lebih menyesuaikan dengan kebutuhan umat Islam untuk berkumpul dan berdo'a bersama.
 
Dengan panduan untuk pembangunan masjid yang sederhana, seperti shalat menghadap ke Makkah, tidak ada pemujaan berhala di sini. Di samping itu, Kallupallis memiliki lingkungan yang bersih. Tukang batu bekerja di masjid-masjid ini berada di bawah pengawasan kepala agama. Yang mana, mereka dibatasi hanya untuk mengukir motif bunga dan geometris, bukan sosok manusia seperti dalam sebuah kuil.
 
"Sementara 'Adisthana' yang diangkat dari kuil Hindu dipertahankan, tidak ada 'Garbha Grahas' dan tidak ada patung-patung yang dipahat pada salah satu pilar," kata Dr.Raja Mohammad, seorang penulis Arsitektur Islam di Tamil Nadu, seperti dilansir dari The Hindu, Kamis (14/12).
 
Selama lebih dari 1000 tahun, ratusan masjid semacam itu yang dibangun dalam gaya arsitektural Islam Dravida muncul di seluruh Tamil Nadu. Sering kali masjid itu dibangun dengan bantuan hibah dari para penguasa Tamil, mulai dari suku Cheras, Pandyas, raja-raja Venad dan Nayaks hingga Sethupathis dari Ramanathapuram. Di sepanjang Tamil Nadu, orang bisa menemukan kallupallis yang indah ini. Muslim Tamil hidup dalam jumlah besar di sepanjang Tamil Nadu, mulai dari Pulicat dekat Chennai hingga Kilakarai, Kayalpatnam, Kadaynallur, Kottar, Tiruvithancode, Madurai, dan lainnya.
 
Di antara kallupallis ini, meski bukan yang tertua, masjid yang paling indah bisa ditemukan di Kilakarai, dekat Ramanathapuram. Kilakarai merupakan sebuah kota pelabuhan abad pertengahan dengan populasi Muslim Tamil yang dominan. Kota ini memiliki banyak masjid yang dibangun selama era yang berbeda yang melewati berabad-abad lamanya.
 
Satu masjid yang dibangun menjelang akhir abad ke-17 adalah masjid yang terindah dari banyak masjid lainnya. Masjid itu diyakini dibangun oleh pedagang besar dan dermawan bernama Periathambi Marakkayar, yang juga dikenal sebagai Seethakkathi. Menurut catatan Belanda, ia disebut sebagai pedagang besar yang memiliki pengaruh besar dengan kaum Sethupathis, penguasa Ramanathapuram.
 
Masjid itu dibangun dengan gaya arsitektur Dravida pada akhir periode Vijayanagara. Masjid itu memiliki unsur-unsur yang spesifik untuk tradisi asli. Seperti banyak kallupallis lainnya, masjid ini juga memiliki Podhigai, kuncup bunga yang menghias koral tiang. Yang mana, desain itu menggambarkan sesuatu yang positif dan menguntungkan, yang merupakan bagian penting dari kepercayaan budaya tanah Tamil. Sebuah ukiran menarik yang ditemukan di masjid ini adalah kalender Tamil untuk shalat.
 
Yang tidak biasa dengan kalender ini adalah, waktu untuk shalat di berbagai bulan Tamil ditandai dengan angka Tamil. Hal ini jarang ditemukan di beberapa masjid lain di selatan Tamil Nadu.
 
Masjid-masjid ini, yang tertanam kuat dalam budaya Tamil, juga merupakan tempat di mana Tamil berbunga. Lebih jauh ke selatan, di masjid Kottar di Nagercoil, ada sebuah karya sastra Islam Tamil awal, yakni Mikuraasu Malai, yang dikenalkan untuk jamaah oleh Aali Pulavar pada akhir abad ke-16.
 
Mikuraasu adalah bentuk Mihraj yang di-Tamilisasikan. Karya sastra Islam ini menceritakan kejadian penting dalam kehidupan Nabi Muhammad, yaitu saat naik ke syurga. Bahkan setelah 400 tahun ganjil, tradisi menyanyikan Mikurasu Malai pada malam menjelang Mihraj berlanjut sampai hari ini di masjid Kottar.
 
Karya sastra lainnya seperti Seera Puranam, adalah sebuah syair kepahlawanan Tamil tentang sejarah Nabi. Syair ini juga dibacakan di masjid-masjid di Tamil Nadu.
 
Sebagai sesuatu yang dibanggakan, Kallupallis di Tamil Nadu tidak hanya berdiri sebagai tradisi arsitektural, melainkan juga sebagai tradisi budaya. Di mana, Islam dengan mudah menyesuaikan diri dengan kebiasaan pribumi di sana.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement