REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN -- Setelah meningkatnya ketegangan dan prasangka di Amerika Serikat, Asosiasi Mahasiswa Muslim di Michigan State University (MSU) menggelar sebuah Pekan Kesadaran Islam. Acara itu digelar dalam rangka mempromosikan pemahaman tentang agama Islam terhadap umat Muslim dan non-Muslim.
Serangan anti-Muslim dan kejahatan berlatar kebencian telah mencapai puncaknya. Menurut data baru dari Pew Research Center, tingkat kasus kejahatan tersebut bahkan melebihi angka yang terjadi pada 2001. Badan intelijen AS FBI melaporkan adanya 127 serangan pada 2016.
Angka itu meningkat dibandingkan dengan 93 serangan yang terjadi selama tahun adanya kejadian serangan 11 September 2001 terhadap menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, AS. Di berbagai panggung, vandalisme dan intimidasi terhadap umat Islam juga meningkat.
Karena itulah, Asosiasi Mahasiswa Muslim ini menggelar Pekan Kesadaran Islam yang berlangsung selama enam hari pada awal Oktober lalu. Acara tersebut menampilkan presentasi dari seorang imam, sejumlah seminar tentang berbagai cabang Muslim di seluruh dunia, dan ceramah tentang ISIS dan bagaimana hal itu menyimpang dari Al quran. Masing-masing malam selama acara berlangsung diakhiri dengan sajian aneka makanan dari negara yang didominasi Muslim.
Pada malam kelima acara, Profesor di bidang agama di MSU, Mohammed Khalil, berbicara tentang ISIS dan bagaimana gerakan itu memanipulasi Hukum Islam untuk memberikan kredibilitas terhadap kedok nilai-nilai mereka. Khalil mengkhususkan ceramahnya pada pemikiran Islam dan budaya Muslim.
Wakil ketua Asosiasi Mahasiswa Muslim, Batoul Sadek, mengatakan bahwa acara tersebut telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan perubahan pada tingkat dasar.
"Ada retorika Muslim yang sangat negatif, jadi kami ingin memulai dari awal dan fokus pada bagaimana kita bisa mengubah keadaan di kampus," kata Sadek, dilansir dari situs resmi Sekolah Jurnalisme Michigan State University, Kamis (14/12).
Advertisement