Ahad 03 Dec 2017 06:48 WIB

Maulid Nabi SAW Momentum Kaderisasi Pemimpin

Suasana tausiyah Shubuh berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jumat (1/12).
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Suasana tausiyah Shubuh berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jumat (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim  MA mengatakan, di antara hikmah memperingati maulid Nabi Muhammad SAW  adalah untuk mempelajari kisah panjang sejarah perjuangan Rasulullah SAW  dalam menyebarkan Islam.

Ia mengemukakan hal tersebut  saat menyampaikan tausyiah Shubuh berjamaah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (1/12). Kegiatan tersebut  diikuti tujuh komunitas shalat Shubuh berjamaah.

Prof Farid menerangkan, sejarah Nabi Muhammad SAW dimulai dari masa pra kerasulan, dari menyusui sampai diangkat sebagai Rasul dan menjalankan tugas kerasulan selama 23 tahun  

"Kita perlu mencontoh keteladanan Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin paling sukses dalam sejarah umat manusia di muka bumi. Maka kalau mau sukses, kita harus mengikuti Rasulullah SAW, " kata Farid dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/12).

Ia juga menjelaskan, sebelum diangkat sebagai Rasulullah, Nabi Muhammad menggembala domba, berdagang, sampai diberi gelar al-amiin oleh penduduk Mekkah saat itu.

"Inilah yang kita sebut sebagai proses menjadi pemimpin. Jadi pemimpin itu tidak ada yang lahir secara instan, " ujar  Farid.

Oleh sebab itu, lanjut  Farid, “Saat ini kita perlu menyiapkan generasi kita sebelum mereka menjadi pemimpin. Kita harus mendidik generasi muda Aceh agar kelak sukses dalam memimpin, sukses di dunia dan di akhirat.”

Farid mengaku risau,  menyaksikan fenomena yang menyedihkan karena banyak generasi muda Aceh yang lebih sibuk di cafe-cafe ketimbang menyiapkan diri mereka sebagai calon pemimpin.

"Saat ini generasi Aceh lalai di cafe-cafe. Mereka adalah 'lost generation', menjadi generasi yang gagal karena kesalahan kita semua,” ujarnya.

Ia  juga ikut menyinggung realitas hari ini di mana banyak pemimpin yang disumpah saat mau dilantik untuk menjalankan tugas kepemimpinan, tapi justru sibuk dengan urusan pribadi dan kelompok setelah menjabat.

Sebelumnya, Farid juga menjelaskan panjang lebar kisah Sultan Shalahuddin Al Ayyubi dalam memompa semangat kaum Muslimin dalam menghadapi kejahatan musuh-musuh Islam.

"Sultan Shalahuddin dalam rangka memompa semangat kaum Muslimin, beliau membuat sayembara menulis perjuangan Rasulullah. Dan dari sayembara itu, menanglah kitab Barzanji atau Dalail Khairat, " tuturnya.

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini kitab Barzanji masih dipergunakan di Aceh dan dibaca pada malam jum'at. Umumnya, kitab ini dibaca di dayah-dayah di Aceh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement