Sabtu 02 Dec 2017 09:04 WIB
Lomba Baca Kitab Nasional 2017 di Jepara

MQK Memperkenalkan Kitab Kuning pada Masyarakat Umum

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri lomba membaca kitab atau Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Nasional tahun 2017 di Jepara, Jawa Tengah, Jumat (1/12).
Foto: muhyiddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri lomba membaca kitab atau Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Nasional tahun 2017 di Jepara, Jawa Tengah, Jumat (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) ke-VI tingkat Nasional tahun 2017 di Lapangan Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara, Jawa Tengah Jumat (1/12). Menag membuka lomba baca kitab kuning ini sambil memukul bedug bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Bupati Jepara Ahmad Marzuqi.

Pembukaan keegiatan tiga tahunan ini disaksikan 1.456 santri yang menjadi peserta lomba dan juga masyarakat sekitar. Di lokasi tampak juga Wakil Ketua Komisi VIII Noor Achmad, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlotul Mubtadiin, KH M Mamun Abdulloh Hadziq, Direktur Pendidikan Islam, dan juga Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi.

Lukman mengayakan, pihaknya menyelenggarakan MQK ini selain sebagai olimpiade kaum santri juga untuk memasyarakan kitab kuning kepada masyarakat umum. "MQK ini juga dimaksudkan untuk memasyarakkan kitab kuning kepada dunia secara luas, kepada masyarakat umum bahwa ini adalah khazanah keilmuan yang luar biasa yang harus dijaga dan dipelihara dan dikembangkan," ujarnya usai membuka kegiatan tersebut.

Lukman juga menegaskan bahwa pesantren merupakan miniatur Indonesia, sehingga pesantren sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa. Tanpa pesantren, kata dia, belum tentu Negara Relublika Indonesia ada.

Karena itu, lanjut dia, sudah sepatutnya pemerintah pusat dan daerah membuktikan kepeduliannya untuk membantu pesantren dan juga lembaga pedidikan Islam lainnya. "Kami akan terus meningkatkan alokasi APBN untuk pesantren. APBD juga sudah sepatutnya menyediakan alokasi yang cukup untuk pesantren yang ada di daerahnya masing-masing," ucapnya.

Lukman mengucapkan selamat kepada peserta yang ikut dalam kompetesi ala santri ini. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan bagi kelancaran MQK, termasuk kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta. Ia pun mengapresiasi rangkaian acara MQK tahun ini yang tidak hanya terdapat ajang lomba baca kitab kuning, tapi juga ada lomba pidato bahasa Inggris dan Arab.

"Saya lebih tertarik lagi, ada debat konstitusi berbasis kitab kuning. Ini lah kalau Menag nya itu orang yang tekun mensosialisasikan konstitusi kita waktu masih di MPR," kata Ganjar.

Sementara, Dirjen Pendidikan Islam Prof Kamaruddin Amin menjelaskan dalam laporannya bahwa MQK ini juga menjadi ajang silaturahim. Menurut dia, kehaduran ribuan santri pada acara ini juga dalam rangka merevitalisasi kajian kitab kuning dan pesantren.

"Melalui kajian kitab kuning, pesantren mendapat pemahaman yang moderat. Kiai dan ustadz sering merujuk kitab kuning. Tradisi kajian kitab kuning jadi roh keagamaan," jelasnya.

Senagai informasi, MQK diinisiasi oleh sejumlah kiai pesantren dan dimotori KH Said Aqil Munawwar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama. Tradisi itu sampai kini terus dipelihara dengan beberapa peningkatan. Rencananya mulai tahun depan MQK akan diselenggarakan dua tahun sekali.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement