REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Organisasi Massa (Ormas) Hidayatullah yang dirintis sejak tahun 1973 oleh KH Abdullah Said terus berupaya menajamkan peran dan kiprahnya dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara dengan mainstream gerakannya, yakni dakwah dan tarbiyah.
“Hidayatullah sebagai ormas yang telah berdiri sejak 1973 kini eksis di 34 provinsi terus berupaya membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan mainstream gerakan dakwah dan tarbiyah,” terang Ketua Umum DPP Hidayatullah Dr Nashirul Haq MA pada pembukaan Rakernas III Hidayatullah di Gedung Gubernur NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (1/12).
Ia menambahkan, dalam praktiknya, tidak jarang Hidayatullah bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah. “Hidayatullah di berbagai daerah dikenal oleh masyarakat dan pemerintah. Hal itu karena dalam kiprahnya Hidayatullah selalu bersinergi dengan siapapun dalam upaya membangun Muslim yang berperadaban Islam. Dengan begitu, Hidayatullah meyakini ke depan Indonesia bisa menjadi negeri yang berkah, maju, dan bermartabat,” ujar Nashirul Haq dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (1/12).
Nashirul berpesan kepada para kader Hidayatullah agar benar-benar memiliki komitmen dalam upaya menajamkan kiprah dan perjuangan Hidayatullah ikut serta memajukan bangsa dan negara. “Seluruh kader Hidayatullah harus memiliki komitmen tinggi, membangun karakter kerja keras dan kerja cerdas. Sehingga, ke depan umat Islam bisa menjadi bagian penting bagi terwujudnya bangsa Indonesia yang merdeka, mandiri, maju dan terdepan dalam kebaikan. Itulah Muslim yang berperadaban Islam,” tegasnya.
Rakernas III Hidayatullah secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur NTB H. Muhammad Amin SH, MSi. Gubernur NTB, Dr TGB Zainul Majdi i berhalangan membuka acara karena Bandara Praya Lombok masih ditutup akibat erupsi Gunung Agung.